Total Tayangan Halaman

Sabtu, 19 November 2011

HAMA/PENYAKIT UTAMA PADA TANAMAN KAKAO

Hama dan penyakit utama yang sering menyerang dan menimbulkan kerugian yg sangat besar anatara lain; penggerek buah kakao ( pbk ), serangga pengisap ( helopeltis ) , busuk buah phytopthora.

1. Penggerek buah kakao (PBK) Conopomorpha cramerella

Buah kakao yang diserang berukuran panjang 8 cm, dengan gejala masak awal, yaitu belang kuning hijau atau kuning jingga dan terdapat lubang gerekan bekas keluar larva. Pada saat buah dibelah biji-biji saling melekat dan berwarna kehitaman, biji tidak berkembang dan ukurannya menjadi lebih kecil. Selain itu buah jika digoyang tidak bunyi.
2. Kepik penghisap buah (Helopeltis spp)
Buah kakao yang terserang tampak bercak-bercak cekung berwarna coklat kehitaman dengan ukuran bercak relatif kecil (2-3 mm) dan letaknya cenderung di ujung buah. Serangan pada buah muda menyebabkan buah kering dan mati, tetapi jika buah tumbuh terus, permukaan kulit buah retak dan terjadi perubahan bentuk. Bila serangan pada pucuk atau ranting menyebabkan daun layu, gugur kemudian ranting layu mengering dan meranggas.
3. Penyakit busuk buah (Phytophthora palmivora)
Buah kakao yang terserang berbercak coklat kehitaman, biasanya dimulai dari ujung atau pangkal buah. Penyakit ini disebarkan melalui sporangium yang terbawa atau terpercik air hujan, dan biasanya penyakit ini berkembang dengan cepat pada kebun yang mempunyai curah hujan tinggi dengan kondisi lembab

CARA MENGENDALIKAN

Usaha pengendalian hama/penyakit tersebut terutama dilakukan dengan sistem PHT (pengendalian hama terpadu).
· Hama penggerek buah. Pengendaliannya dilakukan dengan : (1) karantina; yaitu dengan mencegah masuknya bahan tanaman kakao dari daerah terserang PBK; 2) pemangkasan bentuk dengan membatasi tinggi tajuk tanaman maksimum 4m sehingga memudahkan saat pengendalian dan panen; (3) mengatur cara panen, yaitu dengan melakukan panen sesering mungkin (7 hari sekali) lalu buah dimasukkan dalam karung sedangkan kulit buah dan sisa-sisa panen dibenam; (4) penyelubungan buah (kondomisasi), caranya dengan mengguna-kan kantong plastik dan cara ini dapat menekan serangan 95-100 %. Selain itu sistem ini dapat juga mencegah serangan hama helopeltis dan tikus.; (5) cara kimiawi: dengan Basmilat 80 ec di tambahkan penembus supaya lebih cepat penetrasi ke sasaran setiap seminggu sekali
· Hama helopeltis Pengendalian yang efektif dan efisien sampai saat ini dengan insektisida pada areal yang terbatas yaitu bila serangan helopeltis <15 % sedangkan bila serangan >15% penyemprot-an dilakukan secara menyeluruh. Selain itu hama helopeltis juga dapat dikendalikan secara biologis, menggunakan semut hitam. Sarang semut dibuat dari daun kakao kering atau daun kelapa diletakkan di atas jorket dan diolesi gula.

· Penyakit busuk buah. Dapat diatasi dengan beberapa cara yaitu: (1) sanitasi kebun, dengan memetik semua buah busuk lalu membenamnya dalam tanah sedalam 30 cm; (2) kultur teknis, yaitu dengan pengaturan pohon pelindung dan lakukan pemangkasan pada tanaman-nya sehingga kelembaban di dalam kebun akan turun; (3) cara kimia, yaitu menyemprot buah dengan fungisida seperti :Mikocide 70 wsc Penyemprotan dilakukan dengan frekuensi 1 minggu sekali; (4) penggunaan klon tahan hama/penyakit seperti: klon DRC 16, Sca 6,ICS 6 dan hibrida DR1.

Kamis, 20 Oktober 2011

Pembesaran buah melon



Tahap yang paling menentukan agar tanaman  melon menghasilkan buah yang memuaskan adalah ketika tahap pemilihan buah. Jika dalam tahap ini terjadi kesalahan maka dapat diperkirakan buah yang akan dihasilkan tidak sesuai dengan harapan. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan buah melon, antara lain:

1. Penentuan ruas untuk pembesaran buah
Batang tanaman melon terdiri dari bebera ruas, akan tetapi tidak semua ruas baik untuk dijadikan tempat pembesaran buah. Ruas yang bagus untuk pembesaran melon adalah ruas ke-7, 8, atau 9.
Jika kondisi lingkungan optimal dalam satu tanaman melon mampu dibuahka dua buah melon, akan tepi pada umumnya dalam satu tanaman hanya dibuahkan satu buah melon. Bila dalam satu tanaman ingin dibuahkan dua buah melon maka ruas yang dipilih berurutan, ruas ke-7 dan ke-8 atau ruas ke-8 dan ke-9 untuk pembesaran buah. Akan tetapi jika dalam satu tanaman ingin dibuahkan satu buah melon maka dari ketiga ruas yang ada di sisakan satu untuk pembesaran buah.
2. Pewiwilan
Pada tanaman melon banyak tunas lateral yang tumbuh pada ketiak-ketiak daun. Salah satu tujuan dilakukan pewiwilan agar menghentikan pertumbuhan vegetatif. Selain untuk menghentikan pertumbuhan vegetatif pewiwilan dilakukan agar hasil fotosintat terfokus pada pembentukan buah.
Dalam pewiwilan perlu diperhatikan luka yang diakibatkan, karena bekas luka yang ditimbulkan menjadi lubang masuk penyakit. Untuk meminimalkan masuknya penyakit ke dalam tanaman sebaiknya pewiwilan dilakukan ketika ukuran tunas masih kecil. Jika pewiwilan menunggu ukuran tunas adventif besar maka luka yang ditimbulkan besar dan memperbesar kemungkinan masuknya penyakit melalui luka. Semua tunas lateral diwiwil kecuali yang terletak pada ruas ke-7,8 dan 9.

3. Buah final
Ketika tiga calon buah melon pada ruas ke-7,8, dan 9 terbentuk sebesar buah pingpong maka potonglah tunas yang memanjang pada ketiga ruas tersebut, akan tetapi sisakan satu bakal buah dengan dua helai daun di dekat tangkai buah. Kelak kedua helai daun ini berfungsi sebagai indikator kematangan melon. Selain dari perhitungan umur tanaman tingkat kematangan melon dapat dilihat dari kedua helai daun ini. Ketika daunnya mengering maka saat itulah melon sudah masak dan siap untuk dipanen.
Saat calon buah melon sebesar bola tenis maka potonglah bakal buah melon yang tidak sesuai harapan. Buah yang akan dibesarkan selayaknya memiliki penampilan yang menarik, bentuknya sempurna, tidak benjol, dan tidak ada luka pada buah.

4. Topping ruas ke-22
Manakala daun yang ada antara ruas ke-1 sampai ruas ke-21 dalam kondisi bagus maka lebih baik dilakukan topping/ pemotongan batang utama pada ruas ke-22. Hal ini dilakukan agar hasil fotosintat terfokus untuk pembentukan buah dan mempermudah perawatan.

5. pemupukan setelah seleksi
Setelah buah terseleksi untuk di besarkan pemupukan dengan pupuk semprot dan kocor / siram akan menentukan eberapa besar buah yang di inginkan selain tepat dalam jumlah dan dossis. Pupuk semprot pada fase ini dilakukan dengan interval 5 hari sekali sedang pengocoran di lakukan 10 hari sekali.
Pupuk yg di gunakan sebaiknya menggunakan pupuk yang sudah siap pakai seperti pupuk cair. Macamnya seperti pupuk pospat cair / agrophos  ,pupuk mikro ( primarin B ), dan pupuk calsium.
pada umur 35 dan 45 hst tambahkan feed suplemen  pembesar buah HIGROOT  dengan dosis 7 gram pertangki 14 lt.
Pupuk pospat cair gunakan dosis 3 ml per liter air,pupuk mikro gunakan dosis 2-3 ml per liter air.


Pupuk kalsium gunakan dosis 5 gram per liter air dengan aplikasi tunggal tidak boleh di campur dengan pupuk lainnya. 
Pupuk kocor / siram dengan interval 10 hari pupuk yang di gunakan antara lain pupuk irengan ,kalium (zk ), Nitrogen ( za) dan npk mutiara . Dosis masing-masing pupuk per liter air ; irengan 5 ml, zk 5 gr, za 5 gr,dan npk 10 gr. Dosis per lubang tanam 200 ml larutan jadi atau 1 gelas aqua.

6. penambahan pembesar buah
Untk menyeragamkan buah baik besarannya ataupun ketuaan penambahan feed suplemen pembesar buah sangat menentukan. Higroot sebagai feed suplemen pembesar buah di berikan dua kali pada saat melon berusia 40 dan 55 hst dengan dosis aplikasi 1 semdok teh / 5-10 gr per tangki 14 lt. penggunaan higroot harus sesuai dosis yang dianjurkan karena bila kelebihan dosis menyebabkan buah menjadi pecah.


Kamis, 06 Oktober 2011

MENGENDALIKAN WERENG HIJAU ( EMPOASCA )

wereng hijau ( empoasca )
Salah satu tantangan yang dihadapi umat manusia dewasa ini adalah “sustainability” =“keberlanjutan”, yaitu keinginan untuk menggunakan sumber daya alam tanpamenghabiskannya atau merusak lingkungannya. Tantangan ini menjadi besar karena dengankekuatan bahan kimia dan tenaga mesin adalah mudah bagi manusia untuk merusak lingkungan dan menghabiskan sumber daya alam.Karena itu, sangat penting bagi setiap orang yang terlibat dalam penggunaan lingkunganalam untuk memiliki pemahaman yang sama dan pengertian yang cukup mendalammengenai dampak lingkungan dari kelakuannya. Dalam hubungan ini, pelaksanaan Proyek Pengendalian Hama Terpadu Perkebunan Rakyat merupakan upaya menyatukan persepsipetani perkebunan mengenai dampak ekologis pestisida kimia dan manfaat musuh alami,termasuk yang telah dikembangkan menjadi agens hayati.Dalam kehidupan di alam, setiap organisme pengganggu tumbuhan (OPT) mempunyaimusuh alami. Biasanya perkembangan populasi OPT dikendalikan secara alami oleh musuhalaminya. Sejak tahun delapan puluhan, kehadiran musuh alami kembali dalam pengendalian OPT melalui pendekatan agro-ekosistem. Dalam hal ini petani petani perlu mengenal semua jenis OPT di dalam kebun atau lahan yang menjadi tempat budidayanya.Hama wereng hijau ini dapat menyerang berbagai tanaman baik tanaman palawija,pangan,hortikultura maupun tanaman perkebunan,bahkan dalam perkebunan TEH hama ini menjadi hama yang sangat merugikan karena selalu menyerang tanaman teh bagian pucuk.
 Pengendalian hama ini bisa menggunakan pestisida sintetis,pestisida alami ( botanik ) dan mengembangkan atau melestarikan musuh alaminya / predatornya. Pestisida sintetis di gunakan bilamana jumlah OPT sudah diatas ambang batas serangan. 
Musuha alami atau predator dari wereng hijau ( empoasca ) seperti; laba-laba,semut,bunglon,tawon,belalang sembah,laba-laba pembuat jaring,capung,lalat jala ,lalat apung / bunga dll..

 Pengendalian OPT jenis wereng hijau ( empoasca ) dengan insektisida alami atau insektisida botanik dapat menggunakan BASMILAT 80 ec atau NATUCIDE 100 ec kedua insektisida ini selain mampu mengendalikan dalam waktu cepat juga bisa sebagai penolak / repelent bagi berbagai hama. Selain mampu mengendalian wereng empoasca ke dua insektisida ini juga mampu dan sangat efektif mematikan atau menggagalkan telur telur dari wereng ini untuk menetas ( invertilitas ) sehingga insektisida ini mempunyai peran ganda.
Agar di peroleh hasil yang maksimal dalam mengendalikan hama jenis ini penyemprotan sebaiknya di lakukan pada sore atau pagi-pagi sekali karena OPT ini aktif pada siang hari dan lebih menyukai tempat yang teduh.


Rabu, 07 September 2011

OBAT DEPRESI

Yoghurt terbukti baik untuk kesehatan. Selain untuk kesehatan fisik, susu yang sudah melalui proses fermentasi itu ternyata juga bagus bagi kesehatan mental.

Sekelompok ilmuwan Universitas Cork, Irlandia, menemukan bahwa bakteri probiotik dalam yoghurt dapat mencegah depresi. Probiotik atau bakteri baik dalam yoghurt, berdasarkan temuan itu, mampu secara potensial mengubah kimia di otak dan dapat membantu menurunkan tingkat kecemasan dan depresi.

Para ilmuwan Irlandia ini menemukan hal tersebut melalui uji coba lewat tikus. Hewan pengerat itu diberi makan probiotik Lactobacillus Rhamnosus. Hasilnya menunjukan tikus tidak mengalami stres, kecemasan, dan depresi. Ini berbeda dibandingkan dengan tikus yang hanya diberikan air kaldu.

Temuan itu juga mengindikasikan adanya hormon kortikosteron atau hormon stres secara signifikan. Temuan seputar probiotik itu terbukti berdampak pada kimiawi otak.

Seorang anggota tim peneliti, Profesor John Cryan dari Universitas Cork mengatakan, dengan pengaruh dari bakteri baik di usus, maka efek positif akan terlihat pada otak dan perilaku. "Dengan penelitian ini, kami bisa memberi saran bahwa orang yang menderita depresi bisa diobati dengan dimulai dari ususnya," kata dia seperti dikutip dari Daily Mail akhir Agustus lalu.

Namun, dia menekankan orang yang telah menderita depresi tak dapat disembuhkan secara instan hanya dengan minum yoghurt. Yang pasti, kata dia, yoghurt memiliki efek samping yang lebih sedikit dibandingkan obat antidepresi.

Laporan ini juga dipublikasikan di jurnal the Proceedings of the National Academy of Sciences.

MENGHANCURKAN LEMAK DENGAN AMAN

Lebaran identik dengan makanan enak sarat lemak karena memakai santan dalam proses pengolahannya. Hati-hati, lemak tersebut potensial menaikkan kadar kolesterol darah. Imbangi dengan asupan serat, vitamin, dan mineral agar tubuh tetap sehat.
Usai Lebaran, banyak orang mengeluhkan berat badannya semakin bertambah, meski sudah mengurangi porsi karbohidrat. "Penjelasan kenapa berat badan bertambah sederhana saja. Satu gram karbohidrat hanya menghasilkan 4 kalori, sedangkan 1 gram lemak 9 kalori. Itu yang bikin tubuh tambah berat.
Hidangan Lebaran umumnya tinggi lemak dan kalori, tetapi kurang serat, vitamin, dan mineral. Padahal konsumsi lemak terus-menerus bisa meningkatkan kolesterol darah. Kondisi tersebut memicu timbulnya plak pada pembuluh darah yang akan meningkatkan risiko penyakit jantung koroner.
Tubuh tetap memerlukan serat, selain vitamin dan mineral, yang bisa didapat dari  bahan pangan berikut ini:
Agar-agar
Bahan pembuat agar-agar, yakni rumput laut, mengandung serat pangan larut air. Sifat serat pangan yang bersifat larut adalah kemampuannya untuk menurunkan konsentrasi kolesterol darah sehingga dapat mencegah penyakit jantung dan tekanan darah tinggi.
Cincau hijau
Mengandung karbohidrat, polifenol, vitamin A dan B. 100 gram cincau hijau mengandung 6,23 gram serat kasar, memadai untuk memenuhi kebutuhan serat harian. Manfaat lain, yakni mengurangi panas perut, menurunkan tekanan darah, meredakan disentri, sariawan, bisul, dan demam.
Cincau hitam
Secara tradisional dipercaya sebagai pereda panas, demam, sakit perut, diare, batuk, pencegah gangguan pencernaan dan penurun tekanan darah.
Teh hijau
Mengandung polifenol, antioksidan dosis tinggi yang efektif memerangi radikal bebas. Senyawa polifenol membantu menjaga pembuluh darah dari kontraksi yang berpotensi menaikkan tekanan darah, juga membantu mengurangi risiko kanker, serta efektif untuk menurunkan berat badan.
Teh rosela
Penelitian menunjukkan, rosela mengandung betasitosterol yang mempunyai struktur kimia mirip kolesterol. Fungsinya menghambat penyerapan kolesterol. Konsumsi 1 liter teh rosela sebelum sarapan selama 4 minggu juga mampu menurunkan tekanan darah tingkat rendah dan sedang. Daya kerjanya hampir sama dengan obat antihipertensi komersial.

PANGAN ORGANIK

 Bahan pangan organik belakangan ini banyak diperbincangkan. Sebagian orang berminat beralih ke sayuran atau buah organik, agar bisa lebih sehat. Sayangnya, niat untuk mengonsumsi bahan organik tidak disertai dengan pemahaman yang benar.

Apa sebenarnya makanan organik? Bahan pangan disebut organik apabila ditanam dan dipelihara tanpa menggunakan bahan-bahan kimiawi, seperti pupuk, pestisida, pembunuh hama tanaman, dan obat-obatan. Para petani atau peternak organik hanya menggunakan pembunuh hama alami, seperti minyak tanaman, sabun, bakteri pemakan jamur, atau serangga pemakan hama. Pupuk yang digunakan juga berupa kotoran hewan atau kompos. Pada hewan ternak, makanan yang diberi yang juga bersifat organik, dan tidak ada pemberian antibiotik maupun hormon untuk mempercepat pertumbuhannya.

Apa dengan demikian makanan organik jadi lebih aman untuk dikonsumsi? Pada bahan makanan non-organik, sisa pestisida memang masih menempel pada saat kita membelinya. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa konsumsi pestisida dalam jumlah besar dapat membahayakan kesehatan. Namun, belum ada bukti bahwa sisa pestisida pada bahan pangan non-organik cukup berbahaya bagi kesehatan. Selain itu, belum ada cukup bukti yang menyatakan makanan organik lebih bergizi dibanding non-organik. Bagi anak-anak, pemberian makanan organik lebih didasari pertimbangan bahwa mereka makan lebih banyak dan mungkin lebih sensitif terhadap pestisida. Memberikan susu atau makanan bayi organik memang akan memberi rasa tenang bagi orangtua.

Di beberapa negara maju seperti Amerika Serikat, penanaman dan peredaran bahan makanan organik telah diatur secara jelas. Tidak semua orang bisa dengan mudah menempelkan label organik di produk buatannya. Untuk mendapat izin penggunaan label organik, petugas pemerintah akan mengawasi cara produksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Sayangnya, ini belum ada di negara kita.

Untuk mengarahkan agar konsumen lebih bijak dalam mengonsumsi makanan organik maupun makanan non-organik, Environmental Working Group (badan nirlaba yang menganalisis hasil pemeriksaan pestisida di Amerika Serikat), melansir daftar penting berisi 12 jenis sayur dan buah yang paling tinggi serta paling rendah kandungan pestisidanya. Jadikan sebagai panduan Anda!

Mana yang sebaiknya organik?
Kandungan pestisida paling tinggi:
Persik (peach), apel, paprika, seledri, nectarine (sejenis persik), strawberry, ceri, sayur kale (sayuran seperti sawi), selada lettuce, anggur, pir, wortel.

Kandungan pestisida paling rendah:
Pepaya, brokoli, kubis, pisang, buah kiwi, kacang polong (beku), asparagus, mangga, nenas, jagung manis (beku), alpukat, bawang bombay.

Minggu, 14 Agustus 2011

PRINSIP DASAR PERTANIAN ORGANIK

PRINSIP-PRINEIP PERTANIAN ORGANIK
1. PRINSIP EKOLOGI
Pertanian organik harus didasarkan pada
sistem dan siklus ekologi kehidupan.
Bekerja, meniru dan berusaha memelihara
sistem dan siklus ekologi kehidupan.
Prinsip ekologi meletakkan pertanian organik dalam sistem
ekologi kehidupan. Prinsip ini menyatakan bahwa produksi
didasarkan pada proses dan daur ulang ekologis. Makanan
dan kesejahteraan diperoleh melalui ekologi suatu lingkungan
produksi yang khusus; sebagai contoh, tanaman membutuhkan
tanah yang subur, hewan membutuhkan ekosistem peternakan,
ikan dan organisme laut membutuhkan lingkungan perairan.
Budidaya pertanian, peternakan dan pemanenan produk liar
organik haruslah sesuai dengan siklus dan keseimbangan
ekologi di alam. Siklus-siklus ini bersifat universal tetapi
pengoperasiannya bersifat spesifik-lokal. Pengelolaan organik
harus disesuaikan dengan kondisi, ekologi, budaya dan skala
lokal. Bahan-bahan asupan sebaiknya dikurangi dengan
cara dipakai kembali, didaur ulang dan dengan pengelolaan
bahan-bahan dan energi secara efisien guna memelihara,
meningkatkan kualitas dan melindungi sumber daya alam.
Pertanian organik dapat mencapai keseimbangan ekologis
melalui pola sistem pertanian, membangun habitat,
pemeliharaan keragaman genetika dan pertanian. Mereka yang
menghasilkan, memproses, memasarkan atau mengkonsumsi
produk-produk organik harus melindungi dan memberikan
keuntungan bagi lingkungan secara umum, termasuk di
dalamnya tanah, iklim, habitat, keragaman hayati, udara dan air
2. PRINSIP KESEHATAN.
Pertanian organik harus melestarikan
dan meningkatkan kesehatan tanah,
tanaman, hewan, manusia dan bumi sebagai
satu kesatuan dan tak terpisahkan.
Prinsip ini menunjukkan bahwa kesehatan tiap individu dan
komunitas tak dapat dipisahkan dari kesehatan ekosistem;
tanah yang sehat akan menghasilkan tanaman sehat yang
dapat mendukung kesehatan hewan dan manusia.
Kesehatan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari sistem
kehidupan. Hal ini tidak saja sekedar bebas dari penyakit, tetapi
juga dengan memelihara kesejahteraan fisik, mental, sosial
dan ekologi. Ketahanan tubuh, keceriaan dan pembaharuan
diri merupakan hal mendasar untuk menuju sehat.
Peran pertanian organik baik dalam produksi, pengolahan,
distribusi dan konsumsi bertujuan untuk melestarikan dan
meningkatkan kesehatan ekosistem dan organisme, dari
yang terkecil yang berada di dalam tanah hingga manusia.
Secara khusus, pertanian organik dimaksudkan untuk
menghasilkan makanan bermutu tinggi dan bergizi yang
mendukung pemeliharaan kesehatan dan kesejahteraan.
Mengingat hal tersebut, maka harus dihindari penggunaan
pupuk, pestisida, obat-obatan bagi hewan dan bahan aditif
makanan yang dapat berefek merugikan kesehatan.
3. PRINSIP PERLINDUNGAN
Pertanian organik harus dikelola secara
hati-hati dan bertanggung jawab
untuk melindungi kesehatan dan
kesejahteraan generasi sekarang dan
mendatang serta lingkungan hidup.
Pertanian organik merupakan suatu sistem yang hidup dan
dinamis yang menjawab tuntutan dan kondisi yang bersifat
internal maupun eksternal. Para pelaku pertanian organik
didorong meningkatkan efisiensi dan produktifitas, tetapi
tidak boleh membahayakan kesehatan dan kesejahteraannya.
Karenanya, teknologi baru dan metode-metode yang sudah ada
perlu dikaji dan ditinjau ulang. Maka, harus ada penanganan
atas pemahaman ekosistem dan pertanian yang tidak utuh.
Prinsip ini menyatakan bahwa pencegahan dan tanggung jawab
merupakan hal mendasar dalam pengelolaan, pengembangan
dan pemilihan teknologi di pertanian organik. Ilmu pengetahuan
diperlukan untuk menjamin bahwa pertanian organik bersifat
menyehatkan, aman dan ramah lingkungan. Tetapi pengetahuan
ilmiah saja tidaklah cukup. Seiring waktu, pengalaman praktis
yang dipadukan dengan kebijakan dan kearifan tradisional
menjadi solusi tepat. Pertanian organik harus mampu mencegah
terjadinya resiko merugikan dengan menerapkan teknologi
tepat guna dan menolak teknologi yang tak dapat diramalkan
akibatnya, seperti rekayasa genetika (genetic engineering). Segala
keputusan harus mempertimbangkan nilai-nilai dan kebutuhan
dari semua aspek yang mungkin dapat terkena dampaknya,
melalui proses-proses yang transparan dan partisipatif
4. PRINSIP KEADILAN
Pertanian organik harus membangun
hubungan yang mampu menjamin
keadilan terkait dengan lingkungan
dan kesempatan hidup bersama.
Keadilan dicirikan dengan kesetaraan, saling
menghormati, berkeadilan dan pengelolaan dunia
secara bersama, baik antar manusia dan dalam
hubungannya dengan makhluk hidup yang lain.
Prinsip ini menekankan bahwa mereka yang terlibat
dalam pertanian organik harus membangun hubungan
yang manusiawi untuk memastikan adanya keadilan bagi
semua pihak di segala tingkatan; seperti petani, pekerja,
pemroses, penyalur, pedagang dan konsumen.
Pertanian organik harus memberikan kualitas hidup yang baik
bagi setiap orang yang terlibat, menyumbang bagi kedaulatan
pangan dan pengurangan kemiskinan. Pertanian organik
bertujuan untuk menghasilkan kecukupan dan ketersediaan
pangan maupun produk lainnya dengan kualitas yang baik.
Prinsip keadilan juga menekankan bahwa ternak harus
dipelihara dalam kondisi dan habitat yang sesuai dengan
sifat-sifat fisik, alamiah dan terjamin kesejahteraannya.
Sumber daya alam dan lingkungan yang digunakan untuk
produksi dan konsumsi harus dikelola dengan cara yang adil
secara sosial dan ekologis, dan dipelihara untuk generasi
mendatang. Keadilan memerlukan sistem produksi, distribusi
dan perdagangan yang terbuka, adil, dan mempertimbangkan
biaya sosial dan lingkungan yang sebenarnya.

Senin, 08 Agustus 2011

MENGENDALIKAN ULAT LIRIOMYZA ( PENGOROK DAUN ) PADA TANAMAN BAWANG MERAH

     Hama ulat liriomyza ( pengorok daun ) atau gerandong petani brebes menyebut ini merupakan larva dari lalat liriomyza sativae yang dapat menyerang dan merusak beberapa tanaman sayuran seperti bawang merah,kentang,kedelai,melon,semangka,mentimun,cabai dan lain-lain.Akibat kerusakan yang di timbulkannyapun bervariasi 10 - 70 % tergantung cuaca dan iklim saat terjadi serangan.
Hama ini merusak tanaman dengan menusukan ovipositor pada tanaman imago pada jaringan mesofil daun, ukuran larva ini sangat kecil dg panjang hanya 1.5 mm dengan warna hitam dan bintik kuning pada tubuhnya,
Saat penusukan ke daun bersamaan itu pula lalat ini memasukan telurnya ke dalam jaringan daun, larva dari lriomyza berwarna kuning cerah hingga kehijauan. Siklus hidupnya larva ini dengan 3 instar,larva yang baru menetas langsung mengorok mesofil daun hingga instar ke 3, setelah itu keluar dari jaringan daun dan menjatuhkan kedalam tanah untuk masuk fase kepompong.
serangan berat ulat liriomyza pada tanaman tomat
     Akibat dari korokan larva ini kemampuan tanaman melakukan fotosintetis menjadi berkurang dan bila serangan parah dapat menyebabkan gugur dan keringnya daun.
Hama ulat liriomyza termasuk hama pendatang baru dalam dunia pertanian,asal hama ini di perkirakan dari Amerika yang terbawa saat import sayur dan benih. Meskipun tergolong baru hama ini termasuk jenis hama yang mempunyai kemampuan menetrailisir senyawa kimia pestisida,terbukti walaupun belum begitu lama menjadi hama pokok tanaman sayuran larva liriomyza sudah resistan atau kebal dengan beberapa bahan aktif pestisida seperti abamectin, emamectin bensoat,dan klorantriniliprol. Sehingga semakin menyulitkan pengendaliannya di karenakan ke tiga bahan aktif tersebut merupakan dari golongan antibiotik. 
     Pengendalian hama ini di beberapa sentra tanaman bawang merah yang sudah kebal dengan bahan aktif tersebut di atas dapat menggunakan insektisida botanik yang salah satu kelebihannya  mampu mematahkan kekebalan hama tersebut terhadap bahan aktif dari golongan antibiotik.
Penyemprotan dengan insektisida botanik ( Basmilat 80 ec ) terbukti efektif mengendalikan ulat liriomyza , kematian tertinggi setelah 2 hari aplikasi ,selain efektif mengendalikan larva liriomyza ,basmilat ini juga efektif menggagalkan telurnya menetas menjadi larva.  Penambahan adjuvant seperti penembus yang akan memperbaiki dan meningkatkan serta mempercepat daya basmi insektisida ini.
Dengan dosis 2 ml / liter basmilat 80 ec dan 0.25 ml / liter adjuvant ( p3 ) sangat efektif mengendalikan ulat liriomyza berikut dengan lalat dan telurnya yang sudah di letakkan dalam jaringan daun.






Selasa, 12 Juli 2011

MENINGKATKAN NILAI GIZI ONGGOK / AMPAS KETELA

Onggok merupakan hasil samping dari pembuatan tapioka ubikayu. Karena kandungan proteinnya rendah (kurang dari 5%), limbah tersebut belum dimanfaatkan orang. Namun dengan teknik fermentasi, kandungan proteinnya dapat ditingkatkan. Sehingga onggokyang terfermentasi, dapat digunakan sebagai bahan baku pakan unggas. Ketersediaan onggok terus meningkat sejalan dengan meningkatnya produksi tapioka.Hal ini diindikasikan dengan semakin meluasnya areal penanaman dan produksi ubikayu. Produksi ubikayu mengalami peningkatan dari 13,3 juta ton pada tahun 1990 menjadi 19,4 juta ton pada tahun 1995. Setiap ton ubikayu dapat dihasilkan 250 kg tepung tapioka dan 114 kg onggok. Dan onggok ini merupakan limbah pertanian yang sering menimbulkan masalah lingkungan, karena berpotensi sebagai polutan di daerah sekitar pabrik. Penggunaan onggok untuk bahan baku penyusunan pakan ternak masih sangat terbatas, terutama untuk hewan monogastrik. Hal ini disebabkan kandungan proteinnya yang rendah disertai dengan kandungan serat kasarnya yang tinggi (lebih dari 35%). Dengan proses bioteknologi dengan teknik fermentasi dapat meningkatkan mutu gizi dari bahan-bahan yang bermutu rendah. Misalnya, produk fermentasi dari umbi ubikayu (Cassapro/ Cassava protein tinggi), memiliki kandungan protein 18-24%, lebih tinggi dari bahan asalnya ubikayu, yang hanya mencapai 3%. Demikian juga, onggok terfermentasi juga memiliki kandungan protein tinggi yakni 18% dan dapat digunakan sebagai bahan baku ransum ayam ras pedaging. 

Onggok Terfermentasi 
Salah satu teknologi altematif untuk dapat memanfaatkan onggok sebagai bahan baku pakan ternak adalah dengan cara mengubahnya menjadi produk yang berkualitas, yaitu melalui proses fermentasi. Proses tersebut dapat dilakukan secara semi padat dengan menggunakan kapang Aspergillus niger sebagai inokulum, ditambah campuran urea dan ammonium sulfat sebagai sumber nitrogen anorganik. Menurut Supriyati (2003), sebelum difermentasi onggok tersebut harus dikeringkan terlebih dahulu, sampai kadar airnya maksimal 20% dan selanjutnya digiling. Untuk setiap 10 kg bahan baku pakan dibutuhkan 80 gram kapang A. niger dan 584,4 gram campuran mineral anorganik. Sedang untuk preparasinya adalah sebagai berikut: 10 kg onggok kering giling dimasukkan ke dalam baskom besar (ukuran 50 kg). Selanjutnya ditambah 584,4 gram campuran mineral dan diaduk sampai rata. Kemudian ditambah air hangat sebanyak delapan liter, diaduk rata dan dibiarkan selama beberapa menit. Setelah agak dingin ditambahkan 80 gram A. niger dan diaduk kembali. Setelah rata dipindahkan ke dalam baki plastik dan ditutup. Fermentasi berlangsung selama empat hari. Setelah terbentuk miselium yang terlihat seperti fermentasi tempe, maka onggok terfermentasi dipotong- potong, diremas-remas dan dikeringkan dalam oven pada suhu 60 derajat C dan selanjutnya digiling. 
Setelah dianalisa kandungan nutriennya, antara onggok dan onggok terfermentasi berbeda. Yaitu, kandungan protein kasar dan protein sejati, masing-masing meningkat dari 2,2 menjadi 25,6 dan 18,4%. Sedang karbohidratnya menurun dari 51,8 menjadi 36,2% (Tabel1). 
Hal ini terjadi karena selama fermentasi, kapang A. niger menggunakan zat gizi
(terutama karbohidrat) untuk pertumbuhannya. Dan kandungan protein meningkat dari 2,2 menjadi 18,4%, dengan menggunakan urea dan ammonium sulfat sebagai sumber nitrogen. 

Aman untuk Unggas 
Penggunaan onggok fermentasi sampai dengan 10% dalam formulasi pakan ayam pedaging masih aman dan tidak menimbulkan dampak negatif. Artinya aman untuk dikonsumsi oleh ayam. Pada percobaan di Balai Penelitian Ternak (Balitnak), digunakan 144 ekor ayam pedaging umur tiga hari, dibagi menjadi tiga kelompok perlakuan. Masing-masing perlakuan (P1, P2 dan P3) diberi formula pakan dengan tiga tingkatan onggok terfermentasi yang berbeda. Yaitu, P1: 0% (kontrol), P2: 5,0% dan P3: 10,0% (onggok terfermentasi) dalam pakan. Namun kandungan protein kasar dari ransum tersebut telah diperhitungkan dan untuk tiap-tiap formula adalah sebagai berikut: P1: 20,7%, P2: 21,04% dan P3: 21,05%. Percobaan dilakukan selama empat minggu. Dari uji biologis tersebut menunjukkan bahwa, kinerja ayam pada semua kelompok,selama percobaan cukup baik dan tidak dijumpai adanya kematian ayam. Sedang pertambahan bobot badan dari kelompok ayam yang memperoleh pakan onggok terfermentasi 10% (P3) sebesar 960 gram. Dan ini tidak berbeda nyata dengan kelompok
ayam P2 (5% onggok terfermentasi). Pada kedua pertakuan (P2 dan P3), juga tidak berbeda nyata dengan kelompok kontrol (0% onggok terfermentasi), yang mempunyai bobot hidup sebesar 988 gram. Konsumsi pakan juga tidak berbeda antar perlakuan dan selama perlakuan konsumsi pada kel. P1, P2 dan P3, masing-masing adalah 1882, 1912 dan 1869 gram. Sedang untuk nilai konversi pakan adalah 1,90 untuk semua perlakuan. Dengan demikian, maka onggok terfermentasi sampai dengan 10% dapat digunakan dalam formulasi pakan ayam pedaging. Dan terhadap persentase bobot karkas, bobot hati
dan rempela juga tidak ada perbedaan yang nyata. Namun, pemberian lebih tinggi dari 10%, perlu pengkajian lebih lanjut. Sebab pada penelitian sebelumnya pernah dilaporkan bahwa, penggunaan cassapro ubikayu, lebih dari 10% dapat menimbulkan dampak negatif, baik terhadap pertambahan bobot badan
maupun konversi pakan. Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa, mutu onggok dapat ditingkatkan sebagai bahan baku pakan sumber protein, yang pemanfaatannya dapat dikembangkan pada tingkat peternak. Bila ditinjau dari aspek kandungan proteinnya, maka kemungkinan ke depan, penggunaan onggok terfermentasi untuk pakan unggas memiliki prospek yang baik dan diharapkan dapat menggantikan jagung/dedak atau polard.

Rabu, 04 Mei 2011

MENGENDALIKAN PHYTOPTHORA DAN BAKTERI DI PEPAYA

pepaya sehat 
     Penyakit tanaman pepaya yang sangat mengganggu dan merusak dan menimbulkan kerugian seperti  phytopthora dan dari golongan bakteri. penanganan yang terlambat akan menimbulkan kerugian yang cukup banyak.Udara yang lembab memudahkan penyakit ini berkembang dengan sangat cepat.
busuk bakteri
Pengendalian : kedua penyakit ini dapat di kendalikan dengan menyemprot mikocide 70 wsc dengan dosis 30 ml / tangki 14 lt.
Interval penyemprotan masa pengobatan 3 hari sekali sebanyak 3 kali berturut-turut atau 6 hari dengan 3 kali penyemprotan.Setelah penyakit dapat di kendalikan untuk preventifnya 7-10 hari sekali.
phytophora palmivora

PERTANIAN ORGANIK

     Gaya hidup sehat telah menjadi tren / pola hidup baru atau yg lebih di kenal dengan slogan back to nature dengan meninggalkan pola hidup lama yang menggunakan bahan-bahan kimia sintetis seperti pupuk,pestisida dan hormon petumbuhan /zpt dalam tekhnik budidaya pertanian.pangan yang sehat dan aman serta bergizi tinggi dapat di produksi dengan sistem organik. Peertanian organik merupakantekhnik budidaya dengan hanya mengandalkan bahan-bahan alami tanpa menggunakan bahan-bahan kimia sintetis.
     Pertanian organik bertujuan menyediakan produk-produk pertanian sebagai bahan pangan yang aman bagi kesehatan baik bagi produsen itu sendiri maupun konsumen dan tak merusak lingkungan.
Pola atau gaya hidup sehat sudah mendunia dan menyebar di semua negara di dunia sehingga terbentuk sebuah lembaga yang mensaratkan bahwa produk pertanian aman di konsumsi,kandungan nutrisi tinggi dan ramah lingkungan.Dengan perubahan gaya hidup sepeti ini permintaan akan produk organik dunia meningkat 20%.
     Prinsip dasar untuk pertanian organik yang perlu di pertimbangkan dalam suatu kawasan adalah :
  • Lahan budidaya harus bebas dari pencemaran bahan-bahan kimia pupuk dan pestisida sintetis yang dapat berupa lahan yang baru di buka atau lahan petanian yang telah di konversi menjadi lahan petanian organik.
  • Menghindari benih dari rekayasa genetik ( genectialy modified organism ).
  • Menghindari dari penggunaan pupuk kimia sintetis ,zat perangsang umbuh / zpt.
  • Menghindari penggunaan pestisida kimia sintetis dalam mengendalikan organisme pengganggu tanaman termasuk penanganan gulma harus di lakukan secara manual, pengendalian hama dan penyakit menggunakan pestisida botanik / nabati maupun biologi.
  • Menghindari penggunaan zpt dan bahan aditif sintetis dalam ransum pakan ternak yang secara tak langsung juga pada pupuk kandang yg di hasilkan.
  • penanganan paca panen dan pengawetan bahan pangan dengan menggunakan cara alami.
     Pendukung tekhnologi pertanian organik:
          1. Teknologi budidaya sistem LEISA
Ini meupakan cara mengelola produksi tanaman yang menyeluruh dengan menggunakan input dari luar yang rendah sehingga dapat menjamin produk yang steril.Bahan agrokimia sintetis masih di gunakan dalam jumlah yang terbatas sehingga tak menimbulkan residu yang melebihi ambang batas yang di tentukan tetapi belum bisa di sertifikasi sebagai hasil pertanian organik.Komponen leisa meliputi pengolahan tanah yang dalam,sanitasi,penggunaan mulsa plastik,penggunaan pupuk kandang minim 30 ton / ha dan NPK 1 ton / ha, penggunaan pestisida yang bergantian atau selang-selinga antara pestisida botanik / hayati dengan pestisida kimia sintetis.
          2. Pembenah tanah hayati
Selain pupuk kandang yang berperan sebagai pupuk dan pembenah tanah,beberapa mikroba sebagai agensia hayati dapat digunakan untuk meningkatkan kesuburan tanah melalui fungsi-fungsi tertentu.Mikroba-mikroba ini dapat mempercepat proses pelapukan dan meningkatkan daya serap akar tanaman dan memperbaiki porsi bahan organikdalam tanah.
          3.Pestisida botanik / nabati dan hayati
Ada beberapa jenis pestisida yang di kembangkan dari senyawa beracun yang berasal dari tanaman,maupun mikroba.Pestisida botanik / nabati adalah pestisida yang berbahan baku dari tanaman,oleh karenanya pestisida ini mudah terurai atau biodegradable di alam, sehingga tak mencemari alam lingkungan dan manusia serta hewan piaraan karena residunya yang mudah hilang.Salah satu ciri khas dari pestisida botanik adalah sifatnya yang hit and run yang berarti bahwa apabila di aplikasikan akan membunuh hama pada waktu itu juga dan setelah hamanya mati residunya cepat hilang.dengan demikian dampak negatif dari pestisida sintetis dapat di hindari.
          4.Tanaman Alat dan perangkap hama
Hama tertentu sangat tertarik pada aroma dan warna-warna tertentu,beberapa jenis tanaman tertentu ada yang mengandung aroma yang dapat menarik dan menjadi inang yang baik bagi predator.sehingga bila di tanam bersamaan dapat mengurangi serangan hama tersebut pada tanaman pokoknya.
          5. Pupuk Hayati                                                                                                                                 Pupuk ini di kembangkan dengan memanfaatkan beberapa mikroorganisme yang hidup secara simbiotik maupun bebas , beberapa mikroorganisme tersebut antara lain :
  • Penambat nitrogen simbiotik,memanfaatkan mikroorganisme Rhizobium, Bradyrhi-zobium, Azorhizobium, Sinorhizobium, Mersorhizobium (sistem simbiosis legume), Anabaena azollae (simbiosis azolla) dan Frankia sp ( simbiosis non legium ).
  • Pe-nambat Nitrogen Non Simbiotik, antara lain Azotobacter, Azospirillum, Clostridium, Klebsiella, dan Ganggang biru-hijau (sistem hidup bebas).
  • Jamur Mikoriza, seperti Acaulospora, Entrophospora, Gigaspora, Glomus, Selerocystis, dan Scutellospora (sistem simbiosis berbagai endomikoriza tanaman).
  • Mikroorganisme Pela-rut Fosfat, antara lain: bakteri Bacillus, Pseudomonas, jamur Aspergillus, Peni-cillium, dan Aktinomiset Sterptomyces (sistem hidup bebas).  
      Jadi kesimpulannya adalah bahwa sistem budidaya pertanian organik yang didukung oleh pemberian bahan orga-nik baik berupa kompos, pupuk organik maupun bahan organik segar dapat mem-perbaiki kesuburan fisik, kimia, dan biologi tanah. Perubahan sifat fisik dan kimia ta-nah terutama tekstur, pH, C-organik, N-to-tal, C/N, P tersedia, KTK, dan beberapa kation basa. Rata-rata nilai beberapa para-meter penting untuk menilai kesuburan ta-nah pada sistem pertanian organik adalah: pH (5,80-5,94), C-organik (2,30-3,43%), P Bray II (9-47 me/100 g), K-total (28,13-160,12 me/100 g), Ca-dd (8,25-18,43 me/ 100 g), dan Mg-dd (1,15-3,94 me/100 g), sedangkan pada sistem pertanian konven-sional (non organik) adalah: pH (5,18), C-organik (1,84%), P Bray II (5,33-29,15 me/ 100 g), K-total (20,11-100,14 me/100 g), Ca-dd (1,89-6,62 mg/100 g), dan Mg-dd (0,10-1,11 me/100 g). Kandungan mikroba tanah terdiri atas: Azotobacter, Actinomy-cetes, Rhizobium, dan Penicillium yang menunjukkan populasi lebih tinggi pada sistem pertanian organik dibanding pertanian konvensional.

beberapa macam pestisida botanik / nabati

Sabtu, 30 April 2011

SOP CABAI PER 1000 M2



      A. PENGOLAHAN TANAH
  1. Tanah di cangkul / di bajak hingga gembur.
  2. Buat bedengan membujur dari timur kebarat atau menyesuaikan lahan.
  3. Ukuran bedengan 100 cm - 120 cm dengan tinggi 50 cm pada musi hujan dan 30 sm pada musim kemarau.
  4. Jarak lubang tanam 50 cm x 70 cm pada musim kemarau dan 60 cm x 90 cm pada musim penghujan.
  5. Taburkan dolomit /kaptan 300 - 350 kg dan timbun dengan pupuk kompos ,kemudian taburkan tsp / sp dan timbun dengan tanah serta pasang mulsa diamkan minimal 1 bulan.
    bedengan cabai

     B. PENYIAPAN BENIH
  1. Rendam benih dalam larutan fungidor 50 ec selama 6 jam
  2. Kecambahkan dulu benihnya sebelum di pindah ke polibek agar seragam.
  3. Siram benih dalam polibek dengan vita + dan agropos 5 hari sekali.
  4. Benih pindah kelahan setelah berumur 18 - 22 hari atau sudah berdaun 5-6 plus 
     C. PERSIAPAN TANAM

  1. 7 - 10 hari sebelum bibit di pindah pupuk bedengan dengan Za dan Zk / Kcl dan NPK 5% pada kiri- kanan bedengan sesuai arah bedengan dengan jarak 10 cm dari tepi bedengan atau 30 - 50 gr per lubang tanam dengan cara menugal bedengan dengan kedalaman minimal 20 cm kemudian tutp dengan tanah.
  2. Siram lubang tanam 1hari sebelum tanam dengan AGROPHOS dan VITA + sebanyak 50 ml larutan jadi / lubang tanam.
  3. Penanaman sebaiknya pada sore hari agar terhindar dari penguapan.
  4. pemasangan ajir selesai tanam
  5. Setelah semua benih di tanam ajir / lanjaran segera di pasang ,paling lambat 3 hari setelah tanam karena pemasangan yang terlambat dapat melukai / memutuskan perakaran tanaman.
     D. PEMUPUKAN
          A. Pupuk dasar
     1. 30 hari sebelum tanam : Kompos           :      2 ton
                                              Sp / tsp            :      100 - 150 kg
                                              Kapur / kaptan :      300 - 350 kg 
     2. Semprot pupuk sp / tsp dengan vita + dan agropos sebelum di tutup tanah.
     3. 7 - 10 hari sebelum tanam : Za              :      40 kg
                                                  Zk              :      50 kg
                                                  NPK          :      15 kg
                                                  FERTIKA  :        5 kg
      
     E. PUPUK SUSULAN
  1. Pupuk susulan I umur 20 hst :  Za          : 10 kg , TSP : 5 kg , ZK  : 5 kg,     NPK : 5 kg
  2. Pupuk susulan II umur 40 hst : Za          :   5 kg , TSP : 10 kg, ZK : 10 kg ,  NPK : 5 kg.
  3. Pupuk susulan III umur 70 - 80 hst : Za  :  5 kg , TSP : 10 kg, ZK : 10 kg.
  4. Pupuk susulan I , II , III di berikan dengan cara di tugal di samping kiri / kanan tanaman dengan jarak 20 - 25 cm dan di siram dengan fungidor bekas lubangnya agar bila ada akar yang terputus terhindar dari serangan cendawan / jamur.
  5. Dosis pupuk pertanaman 1,5 - 2 sendok makan penuh per lubang dan di tutup kembali dengan tanah.    
     E. PUPUK SIRAM / KOCOR ( dosis 100 - 200 ml / tanaman )
     1. UMUR hst         Jenis pupuk           Takaran             Dosis          Interval  
          7 - 30                    Za                         ember 10 ltr      100 gr             7-10 hari
                                        Agrophos               ember 10 ltr       20 ml             7-10 hari     
                                       Vita +                    ember 10 ltr        30 ml             7-10 hari
        35 - 55                   Agrophos               ember 10 ltr        20 ml             7-10 hari
                                      Vita +                     ember  10 ltr       30 ml             7-10 hari
                                       Za                          ember 10 ltr        20-40 gr        7-10 hari
                                      Fertika                    ember 10 ltr        20 gr              7-10 hari
umur 25 hst
      E. PUPUK SEMPROT
  1.  Pupuk semprot di aplikasikan mulai 60 hst keatas.
  2. Penyemprotan rutin sekali.
  3. Pupuk yang di gunakan AGROPHOS DAN PRIMARIN B dengan dosis masing masing 2 - 3 tutup.
  4. Pupuk KALSI + di semprotkan setiap 10 hari sekali dg dosis 1-2 sendok makan
     F. PENGENDALIAN HAMA PENYAKIT
     A. Hama Tanaman Cabai
                 Hama utama pada tanaman cabai yang sering menganggu dan menimbulkan kerugian antara lain ;        ulat tanah, ulat grayak,kutu daun,thrip's, kutu kebul, lalat buah dan tungau.
serangan anthraknosa
     PENGENDALIAN I ; jenis ulat dan lalat buah dapat di kendalikan dengan insektisida Basmilat 80 ec            dengan dosis 2 ml / lt air. untuk lebih memaksimalkan dapat di tambhkan P3 dengan dosis 0.25 ml / lt.
     PENGENDALIAN II ; Jenis kutu kebul dapat menggunakan insektisida  Natucide 100 ec dan Jenis            Thrip's serta Tungau dapat di kendalikan dengan Biagro premium 60 ec
                                                                                                                
     B. PENYAKIT TANAMAN CABAI
                Penyakit yang sering menyerang antara lain : Layu Fusarium, Busuk batang bawah,Busuk                  buah anthraknosa ( pathek ), Busuk daun phytopthora, bercak daun cercospora.
         Pengendalian : layu fusarium,patek busuk batang bawah dapat di kendalikan dengan fungidor 50 ec.
         Pengendalian : busuk daun phytopthora ,bercak bakteri dan layu bakteri dapat menggunakan                                                mikocide 70 wsc.

     ii. Penyakit yang di sebabkan oleh defisiensi unsur mikro / kekurangan nutrisi.
               Ciri penyakit ini antara lain  ; pertumbuhan kerdil , daun kaku , daun kuning , pucuk keriting dan  
         kaku , daun menciut kedalam , daun mengeras , kuncup mati , tangkai buah menguning, bunga , buah 
         dan daun rontok,pucuk buah menguning, buah lembek.
         PENGENDALIAN :
busuk batang bawah
  • Pertumbuhan kerdil , daun kaku dengan menggunakan agrophos dan p3 dengan dosis 20 ml dan 2 ml 
          per ember 10 lt dengan cara di siram / di cor.
  • Daun dan pucuk menguning , daun menciut kebawah dan mengeras serta kaku , pucuk  buah menguning pengendalian dapat menggunakan primavit dan mgp dengan dosis masing - masing 20
          ml per tangki 14 lt dengan cara di semprot,
  • Kuncup mati dan kering ,bunga daun dan buah rontok dapat di kendalikan dengan menggunakan 
          primarin B dan vita + dengan dosis masing - masing 20 ml dan 30 ml / tangki 14 lt.
  • Tangkai buah menguning,buah lembek dan biji buah menghitam pengendaliannya dapat menggunakan
           Kalsi + dengan dosis 2-3 sendok makan pertangki 14 lt dengan cara di semprot.