Total Tayangan Halaman

Senin, 19 November 2012

MENGENDALIKAN KUTU PUTIH ( PARACOCUS MARGINATHUS ) PADA TANAMAN SINGKONG,MANGGA,PEPAYA,JERUK,CABAI,JAMBU

serangan berat kutu putih
Singkong ( ubi kayu ) merupakan salah satu bahan pangan yang penting di indonesia ,produksi rata-rata nasional 20-25 ton jauh dari kebutuhan nasional yang sehingga kekurangannya harus impor dari luar negri.
Kendala utama kenapa produktivitasnya masih rendah selain faktor bibit dan luasan juga faktor budidaya,dan serangan hama penyakit.
Salah satu hama terpenting dalam tanaman singkong adalah kutu putih ( paracocus marginatus ) atau kutu dompolan.selain menyerang tanaman singkong juga menyerang tanaman pepaya,mangga,bunga mawar , jeruk , alpukat, jambu biji, terong dan sirsak. Kutu putih ini selalu bergerobol pada pucuk-pucuk daun,anak daun dan tulang daun karena hama ini dalam merusak tanamanya dengan menghisap cairan yang ada pada tanaman.
Serangan berat serangga ini dapat menyebabkan tanaman mati seperti terbakar,selain pada daun muda pada serangan berat serangga ini juga menyerang daun tua,batang,buah.
Dampak dari serangan hama ini juga akan menimbulkan penyakit lain dari golongan cendawan karena kutu putih mengeluarkan cairan sekresi seperti madu sehinngga mengundang cendawan jelaga. 
Kutu putih meningkat populasinya pada musim kemarau apabila kelembaban rendah populasinya akan meningkat dengan sangat cepat.
Ciri utama kutu putih dalam tubuhnya di selimuti lapisan tepung lilin yang tebal untuk memproteksi dirinya dari  serangga pemangsa dan pestisida.karena tepung lilinya yg tebal menyebabkan hama ini sgt sulit di kendalikan tidak semua pestisida mampu mengikis dan menembus tepung lilin ini.
pengendalian  
serangan masal kutu putih
Pengendalian dapat menggunakan insektisida botanik natucide 100 ec karena selain ramah lingkungan juga aman tanpa meninggalkan residu pada buah dan daun bila di konsumsi .


pulih dari serangan kutu putih
Penyemprotan untuk mengendalikan sebaiknya pada pagi atau sore hari , bila seranga berat penyemprotan dapat di lakukan 3 hari sekali sebanyak 3 kali berturut-turut tanpa jeda supaya kutu putih benar-benar bersih dan musnah dari taaman, bila kondisi sudah aman pengendalian berikutnya bisa secara preventif dengan melihat kondisi lapangan.


Kamis, 16 Agustus 2012

SINGKONG SLENTHEM BERACUN TINGGI PRODUKTIVITAS

Dari sekian banyak varietas bibit singkong di indonesia salah satunya adalah singkong SLENTHEM, singkong ini lebih dulu di kenal daripada singkong-singkong yang sekarang di budidayakan.
kelemahan dari singkong ini kandungan HCN yag tinggi sehingga sedikit merepotkan dalam pengolahan untuk menghilangkan kandungan HCN / sianidanya. Seiring dg perkembangan zaman singkong jenis ini pelan-pelan mulai di tinggalkan bahkan hampir punah.
Keunggulan dari singkong SLENTHEM produktivitasnya yang tinggi bisa mencapai 90 ton lebih per hektar bila di budidayakan secara intensip,sangat toleraan di tanam di bawah naungan,tanpa pengolahan intensip masih mampu berproduksi hingga 8.5 kg / pohon.
Singkong SLENTHEM dapat di panen pada usia 8-14 bulan



Gambar slenthem


























Minggu, 29 Juli 2012

Dampak Penggunaan Air Tercemar Dalam Pertanian



1. DAMPAK BAGI KESEHATAN MANUSIA
penggunaan air yang tercemar dalam pertanian tentu saja mempunyai dampak positip dan negatip hanya yg sering dibahas dan dibicarakan dampak negatipnya karena berhubungan langsung dengan tanaman dan orang yang mengerjakannya dalam hal ini petani.
pengaruh negatip bila air yang tercemar di gunakan dalam pertanian adalah  kandungan air tercemar yang biasanya mengandung bakteri-bakteri patoghen dan racun-racun kimia.Kaitannya dengan ini ada beberapa bagian atau kelompok yg paling beresiko tertular patogen atau keracunan/tercuni zat-zat kimia seperti
a.petani dan keluarganya
b.buruh tani atau tenaga kerja tani yang bekerja pada lahan yg menggunakan air tercemar.
c.Konsumen yang  mengkonsumsi produk pertanian yang diolah dengan menggunakan air irigasi yang tercemar.
d.semua orang yang berdekatan dengan area pertanian yang menggunakan air tercemar terutama yang paling beresiko adalah anak-anak dan orang tua.
Air yang tercemar sangat banyak mengandung organisme - organisme yang berbahaya yang bisa menyebabkan penyakit karena dalam air tersebut tentu saja banyak patogen-patogen yg mampu bertahan dalam jangka waktu yang lama sampai tertransmisikan ke tubuh manusia.
Sedang kandungan zat kimia berbahaya yg mencemari air irigasi  biasanya dari unsur logam.Pada jumlah kecil biasanya logam-logam ini secara biologis sangat diperlukan, namun dalam jumlah yang besar dapat membahayakan bagi tubuh. Beberapa zat kimia yang sering ditemukan pada air tercemar untuk irigasi antara lain adalah cobalt, tembaga, dan seng (Armon, 2002).
hal ini disebabkan tanaman tidak mengasorbsi zat kimia ini, dan dalam keadaan melebihi ambang batas dapat berbahaya bagi manusia dan tanaman itu sendiri, beberapa laporan penelitian mengindikasikan jika tubuh terdedah polutan ini dalam jangka waktu yang lama akibat mengkonsumsi hasil produksi pertanian yang tercemar dapat memicu terjadinya kanker.
2. DAMPAK BAGI TANAH / LAHAN PERTANIAN
Permasalahan utama yang dihadapi oleh tanah, jika yang terbawa oleh air irigasi tercemar berupa logam, dalam jumlah yang normal logam ini tidak berdampak apapun bagi tanah namun dalam jumlah yang cukup besar dapat merusak struktur tanah, misalkan dapat meningkatkan PH tanah menjadi lebih asam atau lebih basa. Air irigasi tercemar yang membawa zat pencemar berbetuk solid lama-lama  akan mengumpul pada permukaan tanah dan menyebabkan tersumbatnya pori-pori tanah sehingga tanah menjadi tidak subur.
3. DAMPAK BAGI TANAMAN
Air yg tercemar tinggi akan berdampak serius pada tanaman yg menggunakan air ini untuk irigasinya,misalnya terhadap hasil produksi ( kwantitas ) dan mutu ( kwalitas ).
Air yg tercemar bisa mempengaruhi perubahan rasa,mutu hasil dll.
Memang tak semua air yg tercemar itu mempunya sisi negatip ada juga sisi positipnya  terkadang juga bisa menyuburkan bila tingkat pencemarannya tidak tinggi,tetapi biasanya kondisi air yg tercemar kandungan logam-logamnya sangat tinggi atau berlebihan sehingga logam-logam berat dapat mengganggu pertumbuhan tanaman itu sendiri dan manusia yang mengkonsumsinya.

Jumat, 13 Juli 2012

BUDIDAYA MELON ( CUCUMIS MELO ) PER 1000 M

A. Pengolahan Lahan Sebelum Tanam
     Sebelum lahan di tanami bibit melon pengolahan tanah sebaiknya di lakukan dengan baik dan benar agar pertumbuhan optimal dan penyerapan unsur hara yang di berikan lancar.
Lahan sebelum di bajak atau di cangkul usahakan di genangi air semalaman penuh,esuk paginya baru di bajak atau di cangkul.kedalahaman bajak tau nyangkul sebaiknya jangan kurang dari 25-30 cm,setelah selesai di diamkan atau di keringkan setelah kering airnya baru di haluskan.Hal ini perlu di lakukan supaya tanah gembur dan remah dengan maksud agar akar tanaman mudah menyerap unsur hara dan berkembang cepat. Selesai di haluskan biarkan lahan selama 1 minggu terbuka supaya cukup menerima sinar matahari dan   menekan OPT yang merugikan.Tanah yang masih basah atau masih menggumpal sebaiknya jangan di buat atau  di bentuk bedengan / guludtan.
     Pembuatan bedengan / guludtan sebaiknya mengikuti arah matahari terbit dan terbenam atau membujur dari timur ke barat supaya penyinaran merata.
Tinggi bedengan menyesuaikan musim bila musim penghujan sebaiknya ketinggian bedengan jangan kurang dari 50 cm dan bila musim kemarau juga jangan kurang dari 30 cm.
Lebar bedengan natara 100-120 cm dan jarak antar bedengan 60-70 cm.
     Pengapuran / pemberian dolomit di lakukan pada saat bedengan baru setengah jadi dengan dosis antara 100-200 kg bila ph tanah berkisar 5-6 dengan maksud supaya ph naik/meningkat.
pemberian kapur dolomit pada bedengan setngah jadi kemudian di aduk hingga rata dan bercampur dg tanah kemudian sirami dengan air sukur bila di campur dg poc yg mengandung mikroba agar meresap kedalam tanah dan biarakan selama 5 hari bila bedengan kering siram dg air hingga lembab.
Setelah selesai segera berikan pupuk dasar ( bisa dari kotoran ayam,itik,sapi atau kambing ) 600 kg sebar merata di atas bedengan dengan menambahkan pupuk NPK 15-15-15 sebanyak 40 kg ,tsp 30 kg,  zk / kcl 30 kg,za 50 kg dan aduk merata dengan tanah kemudian siram bedengan dengan air yang di campur AGROPHOS 10 ml setiap 10 liter air hingga jenuh agar pupuk kompos ( kandang ) dan pupuk kimia meresap kedalam tanah.
     Setelah semuanya selesai segera tutup bedengan dengan mulsa plastik hitam perak dan diamkan 5 hari sebelum di lubangi untuk menanam bibit.

B. Pembibitan / Penyemaian
     Media semai sebaiknya menggunakan tanah yg subur serta gembur dan seteril dari patogen baik cendawan maupun bakteri.terlebih dahulu di ayak kemudian campurkan ppk kompos dan sedikit kapur dolomit sebelum di campur merata semprot media tersebt dengan pupuk agrophos dan fungidor 50 ec terlebih dahulu baru di aduk merata dan masukkan kedalam polibek hingga penuh.
Setelah media siap semuanya benih di masukkan tetapi terlebih dahulu benih di rendam dg air air hangat kuku  dengan menambahkan fungidor 50 ec dengan dosis 2 ml per liter air selama 4 jam.Kemudian peram hingga benih berkecambah.setelah berkecambah semua masukkan bibit tersebut kedalam polibek yang sudah disiapkan dan setelah berdaun 2-3 helai tanaman siap di pindah ke lahan.
C. Penanaman
     Sebelum bibit di pindah ke lubang tanam yang sudah disiapkan celup bibit tersebut kedalam larutan fungidor 50 ec dan basmilat 80 ec. Usahakan waktu menanam akar jangan sampai terputus dan penanaman sebaiknya pada waktu sore hari agar terhindar dari setres akibat sinar matahari.
Waktu menanam hindari batang atau daun menempel pada mulsa supaya tidak terbakar oleh panasnya plastik mulsa yang panas.
D. Pemotongan / Pemangkasan /toping 
     Pemangkasan pertama dilakukan pada saat tanaman berusia 18-20 hst pada bagian pucuk utama tanaman supaya tanaman bertunas kembali atau terbentuk cabang baru dan yang dipelihara 2 batang saja.dari 2 btatang ini akan keluar bunga dan bakal buah pilih dan seleksi buah yang baik dan sehat 1 buah saja tuk di besarkan .pemangkasan selanjutnya pada usia 30-35 hst setelah buah sebesar telur ayam.
Setelah toping / pemangkasan segera di  semprot dengan insektisida dan fungisida
E. Pemupukan
a. pupuk tugal    
Pemupukan atau pemberian pupuk tunggal susulan dilakukan dengan cara di tugal dengan menggunakan pupuk NPK 15-15-15 atau npk 16-16-16 dengan dosis 2-3 gr pertanaman sampai tanaman berumur 20 hst  ( 7 ,14,20 hst ).
Umur 30 hst pupuk susulannya npk 20 gr,zk 20 gr,za 20 gr,boron 3 gr
umur 40 hst pupuk susulannya npk 20 gr,zk 20 gr,za 20 gr
umur 50 hst pupuk susulannya npk 30 gr,zk 30 gr za 20 gr,
b. pupuk kocor dan pupuk semprot
Pupuk kocor atau siram di berikan setelah tanam berusia 5-7 hst dengan dosis 200 ml / batang.pupuk yang di berikan agropos dengan dosis 2 ml / liter air ,vitaplus 3 ml / liter air, gibraco 1.3 ml / liter air ( gibraco di berikan hanya 3 kali ,pada usia 7,25.dan 40 hst ) dan za 10 gr/liter air hingga berumur 20 hst.
pada umur 30  hst pupuk dapat di berikan dengan cara semprot ,pupuk yang di gunakan agropos 30 ml / tangki 14 lt,primarin B 30 ml / lt rutin seminggu sekali hingga usia 60 hst
G. Penyiraman / Pengairan 
     Penyiraman atau pengairan bila tersedia air irigasi bisa dengan cara di leb bila tidak bisa dengan cara di kocor atau disiram,bila masa vegetatip pengairan dg cara kocor bisa 3 hari sekali ini biasa di lakukan oleh petani bersamaan dg pemberian ppk kocor.Sedang pada saat musim penghujan pengairan tak perlu hanya yang harus di perhatikan air hujan tak boleh menggenang di parit karena akan menyebabkan kelembabpan tinggi dan menyebabkan penyakit oleh cendawan /jamur mudah menyerang.
yang harus juga di hindari apabila jaring / net sudah terbentuk hindari pengairan yang mendadak dan bervolume tinggi karena akan menyebabkan buah melon mudah pecah.
H. Pengendalian Hama dan Penyakit
     Hama dan penyakit yang sering menyerang buah melon sangat banyak ragam dan jenisnya.
pengendalian di lakukan sejak dini begitu mulia terliat adanya serangan dengan interval penyemprotan 3 hari sekali dan di hentikan 2 minggu sebelum panen.
a. Hama tanaman melon
* Hama ini bisa menyerang tanaman melon mulai dari persemaian hingga penanaman di lahan,ciri hama ini bentuknya sgt kecil dan panjang serta lincah gerakannya,ketika muda warnanya kekuningan ketika tua berubah coklat kehitaman. Ciri tanaman melon yang terserang thrips daun muda menjadi kriting  dan  ada bercak kekuningan dan tanaman manjadi kerdil.Hama ini bisa di kendalikan dengan menyemprot biagro 60 ec.agar maksimal bisa menambahakn p3 sebagai penembus.
*. Ulat
     Hama jenis ulat yg paling sering menyerang adalah ulat perusak daun ( phalpita sp ).Ulat ini merusak daun denga cara menggulung fdaun tanaman dan memakannya bahkan juga sering makan bunga bakal buah.
hama jenis ini bisa di kendalikan dengan menyemprot menggunakan insektisida basmilat 80 ec serta di mix dengan p3.
*. Kutu daun aphis
    Hama ini biasa menyerang daun baik daun muda maupun daun yang sudah tua selain itu hama ini juga selalu bersimbiosis dengan semut karena hama ini mengeluarkan sekresi madu yang manis rasanya dan di sukai semut,ciri hama ini ketika masih muda berwarna kuning sedang yg sdh dewasa atau tua berwarna hitam dan bersayap.
Pengendalian hama ini bisa menggunakan insektisida basmilat 80 ec
*. Lalat Buah 
     Buah  melon yang terserang lalat buah akan menjadi busuk karena larva dari lalat buah yang merusak dari dalam buah.
pengendalian hama jenis ini bisa dengan memasang perangkap sek feromon atau menggunakan lem perangkap.penyemprotan menggunakan insektisida kurang efektip karena hama ini sangat mobile dan lincah pergerakannya.Pemasangan sex fromon ataupun lem perangkap sebaiknya di luar area tanaman atau minimal 3 m di sebelum lahan.Bila menggunakan insektisida penyyemprotan sebaiknya pada petang hari di sekitar pematang atau rerumputan sekitarnya.
b. penyakit Panaman Melon
Penyakit yang sering enyerang tanaman melon juga tak kalah banyak jenisnya mulai dari golongan cendawan dan golongan bakteri.
*. Embun Bulu ( busuk daun / kresek )
Penyakit ini biasa menyerang pada daun-daun yang sudah agak tua atau tua.
gejala : daun yang terinfeksi awalnya berwarna kuning kemudian lama-alam berubah jd kuning tua dan akhirnya mengering .penyakit ini sangat mudah penularannya karena sporanya sgt mudah terbawa oleh angin.
pencegahan dan pengendalian dapat menggunakan fungisida serta memperbaiki drainase supaya lancar pembuangan airnya.penyemprotan dengan fungisida mikocide 70 wsc juga mampu mengendalikan penyakit ini agar maksimal bisa di mix dengan yang bersifat sistemik seperti karbendazim,dimetomorf.
*. Busuk Pangkal batang ( Gummy stemm Blight )
Penyakit busuk pangkal batang bawah di sebabkan oleh cendawan mycophaerekka melonis 
Gejala : pangkal batang tercelup minyak dan mengeluarkan lendir berwarna merah kecoklatan ,tanaman yang terserang daun menjadi layu dan mengering.
Pengendalian bisa menggunakan fungisida dengan cara di kocorkan pada batang dengan interval 2 hari sekali .
*. Layu Bakteri ( Erwina traceiphilaE )
Penyakit layu bakteri ini di sebarkan oleh sejenis kumbang daun atau oteng-oteng ( aulacophora femoralis motschulsky ). Gejala dari serangan layu bakteri daun menjadi mengerut dan berwarna kekuningan kering dan mati.bila batang di potong akan mengeluarkan lendir putih kental dan lengket.
Pengendalian bisa menggunakan fungisida yang bersifat bakterisida atau bakterisida








Minggu, 24 Juni 2012

MENGENDALIKAN PENYAKIT TUNGRO


Penyebab Penyakit dan Penularannya
Tungro disebabkan oleh dua jenis virus yang berbeda yaitu virus bentuk batang Rice Tungro Bacilliform Virus (RTBV) dan virus bentuk bulat Rice Tungro Spherical Virus (RTSV). Kedua jenis virus tersebut tidak memiliki kekerabatan serologi dan dapat menginfeksi tanaman secara bersama-sama. Virus tungro hanya ditularkan oleh wereng hijau (sebagai vektor) tidak terjadi multiplikasi dalam tubuh wereng dan tidak terbawa pada keturunananya. Sejumlah species wereng hijau dapat menularkan virus tungro, namun Nephotettix virescensmerupakan wereng hijau yang paling efisien sehingga perlu diwaspadai keberadaannya. Penularan virus tungro dapat terjadi apabila vektor memperoleh virus setelah mengisap tanaman yang terinfeksi virus kemudian berpindah dan mengisap tanaman sehat tanpa melalui periode laten dalam tubuh vektor.
Gejala Serangan
AKIBAT SERANGAN TUNGRO
Secara morfologis tanaman padi yang tertular virus tungro menjadi kerdil, daun berwarna kuning sampai kuning jingga disertai bercak-bercak berwarna coklat. Perubahan warna daun di mulai dari ujung, meluas ke bagian pangkal. Jumlah anakan sedikit dan sebagian besar gabah hampa. Infeksi virus tungro juga menurunkan jumlah malai per rumpun, malai pendek sehingga jumlah gabah per malai rendah. Serangan yang terjadi pada tanaman yang telah mengeluarkan malai umumnya tidak menimbulkan kerusakan fatal.
Tinggi rendahnya intensitas serangan tungro ditentukan oleh beberapa faktor diantaranya: ketersediaan sumber inokulum (tanaman terserang), adanya vektor (penular), adanya varietas peka dan kondisi lingkungan yang memungkinkan, namun keberadaan vektor yang mengandung virus adalah faktor terpenting. Intensitas penyakit tungro juga dipengaruhi oleh tingkat ketahanan varietas dan stadia tanaman. Tanaman stadia muda, sumber inokulum tersedia dan populasi vektor tinggi akan menyebabkan tingginya intensitas serangan tungro. Ledakan tungro biasanya terjadi dari sumber infeksi yang berkembang pada pertanaman yang tidak serempak.
Pengendalian penyakit
Pada prinsipnya penyakit tungro tidak dapat dikendalikan secara langsung artinya, tanaman yang telah terserang tidak dapat disembuhkan. Pengendalian bertujuan untuk mencegah dan meluasnya serangan serta menekan populasi wereng hijau yang menularkan penyakit. Mengingat banyaknya faktor yang berpengaruh pada terjadinya serangan dan intensitas serangan, serta untuk mencapai efektivitas dan efisiensi, upaya pengedalian harus dilakukan secara terpadu yang meliputi :
1. Waktu tanam tepat
Waktu tanam harus disesuaikan dengan pola fluktuasi populasi wereng hijau yang sering terjadi pada bulan-bulan tertentu. Waktu tanam diupayakan agar pada saat terjadinya puncak populasi, tanaman sudah memasuki fase generatif (berumur 55 hari atau lebih). Karena serangan yang terjadi setelah masuk fase tersebut tidak menimbulkan kerusakan yang berarti.
2. Tanam serempak
Upaya menanam tepat waktu tidak efektif apabila tidak dilakukan secara serempak. Penanaman tidak serempak menjamin ketersediaan inang dalam rentang waktu yang panjang bagi perkembangan virus tungro, sedangkan bertanam serempak akan memutus siklus hidup wereng hijau dan keberadaan sumber inokulum. Penularan tungro tidak akan terjadi apabila tidak tersedia sumber inokulum walaupun ditemukan wereng hijau, sebaliknya walaupun populasi wereng hijau rendah akan terjadi penularan apabila tersedia sumber inokulum.
3. Menanam varietas tahan
Menanam varietas tahan merupakan komponen penting dalam pengendalian penyakit tungro.Varietas tahan artinya mampu mempertahankan diri dari infeksi virus dan atau penularan virus oleh wereng hijau. Walaupun terserang, varietas tahan tidak menunjukkan kerusakan fatal, sehingga dapat menghasilkan secara normal.  Sejumlah varietas Inpari yang baru dilepas juga dinyatakan tahan tungro. 
4. Memusnahkan (eradikasi) tanaman terserang
Memusnahkan tanaman terserang merupakan tindakan yang harus dilakukan untuk menghilangkan sumber inokulum sehingga tidak tersedia sumber penularan. Eradikasi harus dilakukan sesegera mungkin setelah ada gejala serangan dengan cara mencabut seluruh tanaman sakit kemudian dibenamkan dalam tanah atau dibakar. Pada umumnya petani tidak bersedia melakukan eradikasi karena mengira penyakit bisa disembuhkan dan kurang memahami proses penularan penyakit. Untuk efektifitas upaya pengendlian, eradikasi mesti dilakukan diseluruh areal dengan tanaman terinfeksi, eradikasi yang tidak menyeluruh berarti menyisakan sumber inokulum.
5. Pemupukan N yang tepat
Pemupukan N berlebihan menyebab-kan tanaman menjadi lemah, mudah terserang wereng hijau sehingga memudahkan terjadi inveksi tungro, karena itu penggunaan pupuk N harus berdasarkan pengamatan dengan Bagan Warna Daun (BWD) untuk mengetahui waktu pemupukan yang paling tepat. Dengan BWD, pemberian pupuk N secara berangsur-angsur sesuai kebutuhan tanaman sehingga tanaman tidak akan menyerap N secara berlebihan.
6. Penggunaan pestisida
Penggunaan pestisida dalam mengendalikan tungro bertujuan untuk eradikasi wereng hijau pada pertanaman yang telah tertular tungro agar tidak menyebar ke pertanaman lain dan mencegah terjadinya infeksi virus pada tanaman sehat. Penggunaan insektisida botanik  lebih efektif mencegah penularan tungro. Mengingat infeksi virus dapat terjadi sejak di pesemaian, sebaiknya pencegahan dilakukan dengan antara lain tidak membuat pesemaian di sekitar lampu untuk menghindari berkumpulnya wereng hijau di pesemaian dan menggunakan insektisida botanik NATUCIDE 100 EC ternyata cukup efektif. Insesektisida hanya efektif menekan populasi wereng hijau pada pertanaman padi yang menerapkan pola tanam serempak. Karena itu pengendalian penyakit tungro yang sangat berbahaya akan berhasil apabila dilakukan secara bersama-sama dalam hamparan relatif luas, utamakan pencegahan melalui pengelolaan tanaman yang tepat (PTT) untuk memperoleh tanaman yang sehat sehinga mampu bertahan dari ancaman hama dan penyakit. 

Senin, 14 Mei 2012

TEKHNIK MEMULIHKAN TANAMAN CABAI PASCA SERANGAN THRIP'S DAN TUNGAU

Serangan trip's dan tungau yang parah bsa menyebabkan tanaman cabai mati pucuk ( berwarna kecoklatan ) dan daun menjadi rontok atau gundul bagian pucuk.Dan bila tak di atasidengan cepat menyebabkan pertumbuhan tanaman bisa mati dan gagal produksi.
Cara pemulihannya dg tekhnik dari BMA sebagai berikut ;
1. Semprot tanaman menggunakan biagro 60 ec dan natucide 100 ec yang di mix dengan agropos dan primarin B serta tambahkan gibraco dengan dosisi sesuai yang tertera di label.
2. Penyemprotan untuk masa pengobatan 3 hari sekali sebanyak 4 kali berturut-turut atau 12 hari di semprot 4 kali tanpa putus.

3. Penyemprotan paling baik di lakukan sore hari
4. Setelah tanaman mulai pulih dan thrip's sudah terkendali penyemprotan bisa di lakukan 7 hari sekali menggunakan agropos dan primarin B
5. Pada penyemprotan pengobatan usahakan berbentuk kabut.setelah hama terkendali penyemrpotan berikutnya lebih besar butiran airnya.

Kamis, 03 Mei 2012

TEKHNIK MENGENDALIKAN PENYAKIT BULAI PADA TANAMAN JAGUNG

A. Pengolahan Lahan 
Pengolahan tanah diajurkan tanah jangan terlalu basah cenderung kering. Sebaiknya tanah dibajak dan digaru, juga buat saluran air.
Bila tidak sempat ada pengolahan tanah dan waktunya mendesak cukup pengolahan barisan yang akan ditanami sedalam 15-20 cm.
Pada saat sebelum olah tanah beri / taburkan :
• Pupuk organik / Bokashi : 3 kw / 1400 M2 atau 
: 2,0 ton / Ha
• Kapur pertanian / Dolomik : 2,5 kw / 1400 M2 atau 
: 17,5 ton / Ha
Tujuan dari pupuk organik dan kapur pertanian diberikan sebelum olah lahan adalah agar bisa tercampur merata pada saat tanah diolah.

B. Persiapan Benih 
Sebelum benih ditanam diadakan treatment terlebih dahulu terutama untuk pengendalian penyakit bulai yaiu dengan cara :
• Rendam benih dengan Fungidore 50 EC dengan dosis 0,5 ml / lt selama 10 menit.
• Setelah itu tiriskan atau kering anginkan
• Jarak tanam :
Jika umur tanaman : 80-90 hari = 75 x 20 cm 1 bj/lubang
70-80 hari = 50 x 20 cm 1 bj/lubang
• Kedalaman lubang tanam bervariasi antara 2,5 – 5 cm. tergantung pada kondisi tanah, pada tanah yang kering penempatan benih lebih dalam

C. Pemupukan 
• Teknik pemberian pupuk yaitu dengan cara membenamkan kedalam tanah agar hasil lebih maximal, karena apabila pupuk diletakkan diatas tanah banyak unsur yang mengalami penguapan.
• Letakkan pupuk ± 5 cm disamping lubang benih.

Dosis dan waktu pemupukan
Luas lahan 0,14 ha (100 ru)

1.10 Hst 15 kg urea,15 kg SP36, 7 kg KCL
2.25 Hst 25 kg PONSKA
3.35 Hst 25 kg Urea, 5kg KCL


D. Pemupukan Semprot
• Pupuk semprot diaplikasikan mulai awal tumbuh ± 5 Hst.
• Pupuk yang digunakan :
 Fungidor 50 EC dosis : 1 tutup/ 1 tangki 14 lt.
 Agrophos : 2 tutup/ 1 tangki 14 lt.
• Penyemprotan dilakukan secara rutin setiap seminggu sekali sampai umur 35 hst.
• Setelah umur 35 hst. Penyemprotan dilanjutkan dengan :
 Agrophos : 2 tutup/ 1 tangki 14 lt.
 Primavit : 2 tutup/ 1 tangki 14 lt.

E. Pengairan 
Agar distribusi air lebih efektif ke tanaman buat saluran air diantara barisan tanaman, selama masa pertumbuhan, tanaman jagung memerlukan pengairan yang cukup. Lahan irigasi dengan sumber air terbatas dan lahan sawah tadah hujan pada musim kemarau memerlukan pengairan hingga mencapai kapasitas lapang sebanyak empat kali yaitu pada umur :
 15 hst
 30 hst
 45 hst
 60 hst

F. Perawatan 
• Tanaman umur 25-30 hst.
 Lakukan penyiangan gulma secara rutin dan lebih baik hindari penggunaan herbisida
 Lakukan pemupukan susulan yang kedua 
 Lakukan pembumbunan untuk memperkuat perakaran dan memperkokoh tegaknya batang
 Bila timbul gejala serangan HPT (Hama Penyakit Tanaman) gunakan pestisida yang tepat dan aman sesuai anjuran petugas lapang.
• Tanaman umur 35-45 hst.
 Lakukan pemupukan susulan yang ketiga (tutupan).
 Lakukan pembumbunan ulang sampai pupuk yang diaplikasikan dan akar semu tertutup.
 Berikan pengairan lebih banyak pada saat pembungaan dan pengisian biji
 Lakukan penyiangan gulma

Sabtu, 10 Maret 2012

CARA MEMBUAT DEKOMPOSER DENGAN MURAH MERIAH


Cara untuk mengumpulkan organisme mikro yang murah meriah untuk mempercepat pembuatan kompos :
 1. Masak beras putih sedikit keras (air sedikit dikurangi.
2. Setelah nasi tersedia, letakkan dalam wadah kayu atau plastik dengan ketebalan tidak lebih dari 7 cm. Bila terlalu tebal, organisme mikro akan kekurangan oksigen.
3. Tutupi nasi tersebut dengan kertas (jangan menggunakan kain karena dapat menyerap air).
3. Kuburkan nasi tersebut di bawah pohon bambu dan tutupi dengan plastik agar tidak kehujanan dan tutupi juga dengan kawat kasa agar tidak dimakan tikus.
4. Biarkan selama 3 hari

Cara penggunaan.
1. Campurkan nasi tersebut dengan gula coklat denga perbandingan 1 : 1. Peras campuran tersebut hingga ada cairan lengket yang keluar. Cairan inilah yang digunakan.
2. Simpan dalam wadah dan letakkan dalam tempat sejuk dan terlindung dari sinar matahari selama 3 hari.
4. Campurlah cairan ini dengan air dengan perbandingan 1 : 1000 (satu banding seribu) 5.Campurlah air tersebut dengan dedak padi sehingga mempunyai kelembaban 50% (bila dedak sudah dapat dikepal dan membentuk bola berarti kelembaban sudah cukup).
6. Tutupi campuran dedak ini dengan jerami padi setebal 1 cm.
7. Biarkan selama 7 s/d 10 hari. Setelah itu bisa digunakan untuk mempercepat pembuatan kompos dan pelapukan sisa tanaman Cara penggunaan: Sebarkan dan campurkan bahan tersebut apda bahan kompos yang akan dibuat.

Jumat, 09 Maret 2012

REAKSI JERAMI PADI PADA TANAH SAWAH


Jerami padi mengandung sekitar 40% c dan mudah di rombak,secara biologis merupakan subtrat untuk pertumbuhan mikroorganisme tanah. Jerami yang di benamkan kedalam tanah makan akan segera terjadi berbagai reaksi biokimia sepertireduksi tanah yang berkaitan dengan perubahan kimia listrik,imobilisasi dan fiksasi N,produksi asam-asam organik,dan pelepasan gas co2,ch4 c2h4 dan h2s ( yoshida 1978 ) proses tersebut secara langsung maupun tak langsung memepengaruhi ketersedian dan penyerapan hara oleh tanaman.
Pembenaman jerami kedalam tanah dapat mempercepat dan mengintesnsifkan kondisi reduktif tanah,menaikan PH dan daya hantar listrik tanah masam. Dengan berubahnya kimia listrik tanah terjadi kenaikan konsentrasi Fe,Mn, NH4 dan K,asam-asam organik,zat-zat tereduksi dan co2 dalam larutan tanah. Untuk menghindari pengaruh buruk perendaman jerami pada tanah berpasir di perlukan waktu kurang lebih 1 bulan sebelum bibit tanaman padi di tanam.
Namun pemberian jerami padi beserta pupuk hijau lainnya pada tanah masam akan mempercepat proses reduksi dan menaikkan PH tanah,sehingga konsentrasi Fe menurun dan mengurangi keracunan fe pada tanaman padi diatasnya.puncak konsentrasi Fe,MN dan CO2 larut air terjadi bila pembenaman kurang dari 3 minggu. 
Jerami padi yang di benamkan ketanah sawah pada awalnya akan mengimobilisasi N tersedia di tanah,kondisi ini sering menyebabkan tanaman muda tampak kekuning-kuningan dan ini bersifat sementara dan pengaruh pada tanah sawah lebih kecil di banding di tanah kering.
Untuk menghindari pengaruh negatif pembenaman jerami padi di tanah maka sebaiknya :
1. Takaran pupuk N perlu di tambah dari biasanya.
2. Jerami hanya di berikan sekitar 1.5 ton / ha.
3. Kapur dolomit di berikan sebelum pengolahan tanah.
4. Bibit di tanam pada umur 15 hari setelah pembenaman jerami.
Penammbahan jerami padi dapat dapat mengaktifkan fiksasi N baik pada tanah basah maupun tergenang.dan bila di tambah dengan urea pembenaman jerami di tanah tergenang akan meningkatkan bakteri aerobik penambat N dari udara.
dekomposisi jerami dalam tanah secara anaerobik menghasilkan asam-asam lemak dan fenol yg mudah menguap.temperatur yang rendah dan tanah masam sangat cocok untok produksi dan terkonsentrasinya asam-asam lemah.Pada temperatur di atas 30 'c asam-asam tersebut dapat lenyap setelah 2-3 minggu setelah pembenaman.
Ditanah sawah berdrainase buruk cenderung terjadi peningkatan bahan-bahan organik,tanah semacam ini cenderung memiliki kandungan bahan organik tinggi dari pada tanah berdrainase baik,namun ini bukan berarti mencerminkan kesuburan tanah,karena tanah berdrainase buruk keceptan dekomposisi berjalan lebih lambat sehingga kesuburan tanah relatif berkurang.
pada tanah sawah pemberian jerami sangat kecil pengaruhnya pada hasil padi,tetapi berpengaruh baik pada tanaman palawija yang di tanam di musim berikutnya.
pada tanah yang kahat ( kekurangan ) K dan Si pembenaman jerami akan menaikan hasil padi ( mo dan qian 1981 )

Selasa, 06 Maret 2012

MENGENDALIKAN PENYAKIT HAWAR DAUN BAKTERI ( KRESEK ) DI TANAMAN PADI


 Penyakit kresek pada tanaman padi atau hawar daun bakteri di sebabkan oleh bakteriXANTHOMONAS ORYCAE .Tetapi kebanyakan petani mengira ini adalah penyakit yg di sebabkan oleh cendawan sehingga waktu menyemprot menggunakan fungisida,bahkan di kampung-kampung yg masih rendah sdmnya mengatakan ini sudah biasa ada pada tanaman padi.
Penyakit kresek ini sebenarnya bisa di cegah dan di kendalikan dg budidaya secara sehat dan ramah lingkungan,penggunaan pupuk kandang dan jarak tanam yang renggang akan lebh mudah pengendalian dan pencegahannya. Jarak tanam yg rapat dapat menyebabkan kelembabpan sekitar tanaman meningkat sehingga dapat memicu bakteri xanthomonas berkembang lbh cepat.Berikut ini beberapa cara yang dapat dilakukan dalam pengendalian penyakit kresek / hawar daun bakteri :
KRESEK
1. gunakan varietas unggul yang tahan penyakit hawar daun bakteri,seperti inpari,mekongga.
2. Varietas hibrida tidak tahan alias rentan serangan penyakit ini.
3. jarak tanam yg renggang akan mengurangi serangan penykit ini,spt menggunakan jarak tanam 30x15x50 cm atau 22 x 15 x 40 cm.
4. hindari pemakian urea berlebih pada saat pemupukan.
5. Tambahkan pupuk kalium tinggi dan CALSIUM pada saat pemupukan.
6. Tambahkan pupuk MIKRO DG DI semprot minimal 4 kali dan usahakan yg kandungan ZN , CU, MO  tinggi.
7. penyemprotan tindakan preventif dapat menggunakan mikocide 70 wsc dengan dosis 1ml/lt dan penyemprotan kuratif dengan dosis 2 ml / lt.
8. perlakuan benih menggunakan bakteri khorin pd saat perendaman (bisa dbarengkan dg PGPR & POC yang mengandung giberelin).
9. pencelupan akar pd bibit padi yang akan di pindah tanamkan dg PGPR
10. penyemprotan bakteri khorin pd umur 20 & 40 hst

MENGENDALIKAN PENYAKIT BLAST ( PYIRUCULARIA GRACIAE )

Blast
Blast(pyirucularia graciae) dapat menyerang tanaman padi pada semua fasse pertumbuhan selain daun jg dapat menyerang batang dan tangkai malai. gejalanya spt bercak berbentuk ketupat terbelah,bagian tengah melebar dan runcing di kedua ujungnya.
Pusat bercak berwarna kelabu dan mempunyai tepian berwarna cokelat hingga coklat kemerahan. Gejala yg paling mudah terlihat dan paling khas dari penyakit ini adalah busuknya ujung tangkai malai yang biasa di sebut busuk leher .Tangkai malai yang busuk mudah sekali patah dan menyebabkan gabah hampa.


pengendaliannya:
A,Preventif 
tindakan pencegahan dapat di lakukan sejak awal dengan pola pemupukan melalui semprot atau foliar. pupuk yang di gunakan adalah pupuk mikro yang mengandung unsur Mn, Zn, Mg,Mo, dan Asam amino ( primavit ) yang berkonsentrasi tinggi.
penggunaan pupuk mikro yg berkonsentrasi tinggi dapat mencegah dan mematikan bibit cendawan di awal penetrasi dengan dosis 3 ml per liter.
B.Kuratif
1. rendam benih sblm di tebar dg fungisida fungidor 50 ec. 
2. gunakan varietas yg tahan scr bergantian,
3. hindari pemupukan dg nitrogen tinggi,
4 wktu tanam yg tepat sehingga wakt berbunga tak banak hujan dan embun,
5. bila pada masa pembungaan byk hujan dan embun di pagi hari semprot dg air dai tambah dg penenmbus yg bersifat netral dan translaminar,
6. bila ada serangan gejala blas semprot dg fungisida fungidor dg dosis 2ml/lt atau 28 ml/ tangki 14 lt.
7. Bila situasi memaksa dan serangan sangat parah fungidor dapat di mix dengan pupuk primavit.