Tanah masam atau asam pada umumnya kurang baik atau tidak baik untuk budidaya tanaman karena mempunyai PH rendah dan sangat menganggu pertumbuhan tanaman. KTK ( Kapasitas Tukar Kation ) rendah ,kejenuhan basa rendah dan kejenuhan AL tinggi.
kemasaman di lahan lahan pasang surut ( rawa ) di sebabkan oleh proses oksidasi pirit ( FES2 ) karena menurunnya pirit atau terangkatnya pirit ke permukaan tanah akibat dari pengolahan tanah yang tidak benar atau kurang tepat. Oksidasi pirit ini menyebabkan tanah menjadi sangat asam / masam karena menghasilakn asam sulfat dan terlepasnya ion H+. Menurut widjaja-adhi pembentukan asam tanah yang melewati daya sangga dapat menghancurkan kisi mineral liat sehingga semakin banyak ion AL 3+ yang mendesak ion CA,MG dan K sehingga hilang terbawa air.
Oksida AL dan FE yang terbentuk akan mengikan anion fosfat dan molibdat sehingga menurunkan ketersediaannya. Kelebihan AL 3* dalam tanah dapat menyebabkan pertumbuhan akar akar tanamanterhamvat dan rusaknya tudung akar serta berkurangnya serapan atau daya serap,angkutan hara dan air yang dengan sendirinya dapat menurunkan produksi tanaman.
Upaya / usaha untuk memperbaiki keasaman tanah dapat di lakukan dengan melalui pencucian,dan ameliorasi lahan berupa pengapuran dan pemberian bahan organik ( didi ardi ).
Tujuan dari pengapuran adalah untuk meningkatkan PH tanah,meningkatkan ketersdeiaan unsur hara tanaman,mengurangi kelarutan unsur beracun seperti FE , AL dan MN,memperbaiki setruktur tanah,serta mempercepat perkembangan akar dan jasad renik ( mikroba ) terutama bakteri pengikat NITROGENdan nitrifikasi.
Manfaat pemberian bahan organik tanah dapat meningkatkan setatus tanah sebab :
- tersedianya hara tanaman terutama N, P, K.
- memperbaiki porositas,drainase serta meningkatkan kemampuan tanah dalam mengikat air.
- meningkatkan kandungan N dan kapasitas tukar kation ( KTK ).
Batu kapur yang terdapat di alam sangat beragam macam atau jenisnya antara lain kalsit (CaCO3), dolomit (CaCO3.MgCO3), magnesit (MgCO3), siderit
(FeCO3), ankerit [Ca2Fe(CO3)4], dan aragonit (CaCO3) yang berkomposisi
kimia sama dengan kalsit tetapi berbeda dalam struktur kristalnya.
Beberapa yang sudah di produksi dan mudah tersedia di pasaran adalah jenis dolomit dan kaptan hanya bedanya kaptan cuma mengandung unsur CA salam bentuk CACO3 .
Dolomit merupakan batuan sedimen laut yang terangkat ke permukaan yang lebih sering di sebut batu gamping yang umum berwarna putih.Sedangkan untuk keperluan tanah pertanian batu gamping tersebut harus di haluskan terlebih dahulu serta memiliki unsur campuran CACO3 dan MGO3 dimana kadar caco3 nya lebih banyak.
MANFAAT ATAU KEGUNAAN KAPUR
Kapur dolomit sering di gunakan sebagai bahan ameliorasi karena mengandung beberapa hal :
- merupakan sumber ca dan mg yg cukup tinggi
- sebagai salah satu tindakan dalam pemupukan berimbang dengan perbandingan ca : mg : K adalah 75 : 18 : 7 dalam komplek jerapan tanah.
- dapat meningkatkan PH tanah atau menetralkan AL 3* melalui proses CACO3 <----->CA2* + CA-, MGCO3 <-----> MG2* + CO- dimana ion karbonat ( CO - ) bereaksi dengan air sebagai CO3= +H2O<-----> H2CO3+ 2OH-.Ion OH ini akan bereaksi dengan AL3+ sehingga akan membentuk senyawa AL( OH )3 dan mengendap.
PENETAPAN KEBUTUHAN KAPUR
Penetapan kebutuhan kapur dalam lahan pertanian terutama di tanah masam / asam dapat di lakukan dengen beberapa cara :
- pemberian kapur secara bertahap atau bertingkat untuk mendapatkan takaran yang pas dengan hasil optimum.
- inkubasi tanah dengan pemberian kapur bertahap untuk mencari takaran kapur yang dapat memberikan Ph yang diinginkan.
- titrasi tanah dengan larutan basa atau larutan sangga.
- menggunakan AL dapat tukar sebagai indek kebutuhan kapur.
CARA ATAU APLIKASI PENGAPURAN
Kapur yang akan di aplikasikan atau di berikan ke lahan harus di pilih berdasarkan pertimbangan sifat kimia,harga,kecepatan reaksi,dan kehalusan bahan sehingga dapat memberikan hasil yang optimal.
Aplikasi atau cara pengapuran dapat dengan cara di tebar merata pada lahan yang akan di tanami atau di larik di dalam barisan tanaman.Apabila pemberian dengan model larikan dalam barisan tanaman kebutuhan kapur akan lebih sedikit.
Bila pemberian kapur untuk tujuan sebagai sumber unsur hara maka kapur dapat di berikan sebelum tanam.
Jika pemberian kapur untuk tujuan menetralkan AL3 maka tahapan pemberiannya adalah :
- taburkan kapur secara merata setelah pengolahan tanah pertama
- pemberian di lakukan 2 minggu sebelum tanam dan sebaiknya di lakukan pada awal musim penghujan supaya reaksi dapat berjalan dengan baik.
- campurkan secara merata kapur dengan tanah melalui pengolahan tanah kedua.
- pemberian kapur cukup untuk jangka waktu 5 th oleh karenanya pemberian kapur selalu diperhitungkan 2-3 kali dari takaran yang di butuhkan.dan selanjutnya pemberian berikut pada tahun ke 6 dengan jumlah 0.25 dari takaran semula.