Tanaman melon terbilang tanaman hortikultura yang sangat rentan akan serangan hama penyakit. Terutama penyakit yang di sebabkan oleh bakteri dan cendawan ( jamur ).Kedua penyakit ini sangat cepat penyebaran dan infeksinya.
Penyakit utama tanama melon pada fase vegetatif ( 5 - 20 hst ) adalah kriting atau puret atau jebug ( istilah di jatim ) tanaman yang terserang pada fase ini bisa di pastikan produksinya akan gagal karena tanaman tidak bisa berkembang dan tumbuh dengan baik.
Penyakit utama tanama melon pada fase vegetatif ( 5 - 20 hst ) adalah kriting atau puret atau jebug ( istilah di jatim ) tanaman yang terserang pada fase ini bisa di pastikan produksinya akan gagal karena tanaman tidak bisa berkembang dan tumbuh dengan baik.
Ciri tanaman yang yang terserang kriting adalah daun muda dari pucuk hingga 3 daun ke bawah keriting,batang berbulu,daun menjadi keras bila di remas akan brbunyi krepek,daun menciut dan cenderung menggulung kedalam, warna daun pucat.akar tanaman bila di cabut berwarna coklat dan agak keriting.
Penyebab penyakit ini bisa karena di sebabkan oleh serangan nematoda yang bersamaan dengan serangan thrip dan kutu kebul,trips dan kutu kebul vektor virus keriting.
Ketidak seimbangan pemakaian pupuk buatan dan pupuk kandang ( kompos ) sangat mempengaruhi serangan penyakit ini di samping PH tanah.Pemakaian pupuk buatan yang cenderung lebih besar atau lebih banyak akan mempercepat dan mempermudah tanaman terserang penyakit ini.
Pupuk kandang yang di berikan sebagai pupuk dasar sebaiknya yang sudah jadi ( matang ) kompos
karena pupuk yang masih mentah masih banyak mengandung bibit penyakit ( patogen ).
Pengendalian :
A. PREVENTIF
Pengendalian preventif atau pencegahan dapat dilakukan dengan memberi nutrisi yang cukup dan penambahan bahan organik tanah atau pembenah tanah. Untuk mencegah munculnya penyakit ini dapat dilakukan dengan memberi nutris kocoran menggunakan IRENGAN DAN CLEAROPT 120 SC rutin seminggu sekali. Dosis yang digunakan irengan 70 ml dan clearopt 30 ml per ember 10 lt, perbatang diberi 200 ml atau satu gelas aqua. Untuk penyemprotan dilakukan 3 hr sekali sebanyak 3 x dengan menggunakan #Aktor-9 dengan dosis 0.5 tutup luarnya.
B. KURATIF
A. PREVENTIF
Pengendalian preventif atau pencegahan dapat dilakukan dengan memberi nutrisi yang cukup dan penambahan bahan organik tanah atau pembenah tanah. Untuk mencegah munculnya penyakit ini dapat dilakukan dengan memberi nutris kocoran menggunakan IRENGAN DAN CLEAROPT 120 SC rutin seminggu sekali. Dosis yang digunakan irengan 70 ml dan clearopt 30 ml per ember 10 lt, perbatang diberi 200 ml atau satu gelas aqua. Untuk penyemprotan dilakukan 3 hr sekali sebanyak 3 x dengan menggunakan #Aktor-9 dengan dosis 0.5 tutup luarnya.
B. KURATIF
1. Pengocoran ( penyiraman )
Pengendalian cukup di pilih tanaman yang sakit dengan mengocor / menyiram menggunakan BASMILAT 80 EC. + CLEAROPT 120 SC sehari kemudian di lanjutkan pengocoran dengan menggunakan VITAPLUS , IRENGAN DAN AGROPHOS.
Dosis yang di gunakan 30 ml basmilat per ember ,vitaplus 50 ml per ember 10 lt, Irengan 75 ml Agropos 70 ml ember 10 lt.
Pengocoran vitaplus, Irengan dan agropos 3 hari sekali sebanyak 4 kali berturut turut atau 8 hari dg 4 kali pengocoran
2. Penyemprotan
Penyemprotan di butuhkan untuk mempercepat proses pemulihan tanaman yang sakit, atau pengobatan dari luar.Untuk penyemprotan menggunakan insektisida BIAGRO 60 EC, PRIMAVIT dan AKTOR-9 ( rutin 15 hr sekali untuk aktornya). Pada waktu aplikasi untuk menghemat tenaga dapat di campurkan atau di mix dengan AGROPOS DAN MGP serta GIBRACO,
Dosis penyemprotan pertangki 14 lt ; agropos 60 ml, MGP 50 ml dan GIBRACO 3-5 ml.