Total Tayangan Halaman

Minggu, 25 Agustus 2013

            SOP MENGENDALIKAN BEBERAPA HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN PADI

Pengendalian hama penyakit tanaman padi merupakan factor penentu keberhasilan budidaya tanaman disamping pupuk dan benih. Serangan hama dan penyakit yang tidak terkendali dapat menurunkan hasil produksi bahkan hingga gagal panen.
Beberapa hama dan penyakit utama tanaman padi :
1.Hama ( insek ) yang paling sering menyerang tanaman padi
                 A. Wereng Coklat ( nilapervata Lugens )
Hama wereng merupakan musuh besar para petani,dari sekitar 8 jenis wereng yang paling merusak adalah jenis wereng coklat. Siklus hidup wereng coklat antara lain :
a.       Telur banyak dan selalu di tempatkan di bawah daun padi yang melengkung ,dalam waktu 9 hari telur mulai menetas.
b.      Larva sebagai hasil penetasan telur selanjutnya berganti kulit dan mulai bersayap dalam umur 13 hari.
c.       Akan bertelur kembali setelah mencapai umur sekitar 2 minggu dan selanjutnya seperti  point diatas.
   PENGEDALIAN :
*. Pengendalian standart / biasa.
                Pada tahap ini populasi wereng kurang dari 5 ekor per rumpun ,bila sudah terliat adanya hama ini penyemprotan menggunakan insektisida segera  di lakukan agar wereng tak sempat bertelur dan berkembang biak lebih banyak.Lahan segera di keringan jangan sampai air menggenang.
Penyemprotan insektisida dapat menggunakan natucide 100 ec di tambah penembus ( p3 ) supaya lebih cepat penetrasi racun ke sasaran dan menghemat penggunaan pestisida. Dosis yang di gunakan masing masing 30 ml ( natucide ) dan 5 ml ( p3 ) pertangki 14 lt. interval penyemprotan 5 hari sekali .
Bila wereng masih bandel atau tahan tambahkan minyak kayu putih ( 50 ml-100 ml )dan kapur barus  ( 5 butir )secukpnya dengan di masukkan dalam botol natucide dan di kocok hingga larut.
*.Pengendalian kuratif / represif.
                Pengendalian secara kuratif di lakukan bila jumlah wereng dalam satu rumpun lebih dari 5 ekor.
Penyemprotan menggunakan insektisida natucide 100 ec dan penembus p3 dengan dosis sama dengan pengendalian biasa hanya interval waktunya 2 hari sekali sebanyak 4 kali atau 8 hari dengan 4 kali penyemprotan tanpa jeda.Pada waktu penyemprotan fase ini tambahkan kapur barus 10 butir dan minyak kayu putih 100 ml supaya lebih cepat terkendali.
                B. Hama walang sangit  ( leptocorixa acuta )
Inang tanaman untuk hama ini antara lain ; tuton,paspalun,alang alang,rumput gajah dll. Walang sangit menyerang pada saat tanam berbunga atau berbuah denga menghisap buah yang masih muda atau bulir padi yang masih lunak.
PENGENDALIAN
*. Pengendalian standart / biasa
                Bisa menggunakan lampu yang nyala terang seperti lampu petromaks  yang di taruh diatas nampan yang berisi minyak dan air karena walang sangit sangat menyukai sinar terang. Bisa juga menggunakan Lem tikus yang dioleskan pada botol dengan umpan bangkai yang sdh membusuk sperti kepiting atau udang.
Bila menggunakan insektisda bisa menyemprot dengan insektisida basmilat 80 ec dan penembus p3 dengan dosis 30 dan 5 ml pertangki 14 lt. agar hasil penyemprotan maksimal sebaiknya cara menyemprotnya dengan mengelilingi bagian terlebih dahulu dengan berakhir di tengah atau melingkat seperti obat nyamuk dengan interval 5 hari sekali.
*. Pengendalian kuratif / represif.
Pengendalian secara kuratif di perlukan bila tingkat serangan sudah pada taraf mengkhawatirkan dengan menggunakan BASMILAT 80 EC di tambah P3 dengan dosis masing masing 30 ml dan 5 ml pertangki 14 lt dengan interval 3 hari sekali.
                C. HAMA ULAT PENGGEREK  / SUNDEP ( SCRIPOPHAGA INNOTATA )
Hama ini merupaka hama yang sudah endemis yang setiap waktu dapat melakukan invansi pengrusakan dan hamper terebar merata di setiap wilayah.
 PENGENDALIAN :
*  Pengendalian standart / biasa
                Bila seranga masih dalam batas ambang aman  penyemprotan menggunakan basmilat 80 ec Ditambah penembus p3 dan agropos,dengan dosis masing masing 30 ml basmilat 5 ml p3 dan 30 ml agropos di mix dalam tangki 14 lt. Interval penyemprotan 5 hari sekali. Pada waktu melakukan penyemprotan kondisi air di lahan macak macak atau di keringkan . pengendaliannya pada waktu mencabut dari persemaian rendam benih sesat 5 menitan dalam ember / bak yang berisi basmilat dan primavit dengan dosis per ember / bak 10 lt 15 ml basmilat dan 30 ml primavit.
*Pengendalian kuratif / represif
                 Pengendalian kuarstif segera di lakukan bila tingkat serangan sudah parah ( diatas 50 % ) dengan menyemprotkan basmilat 80 ec di tambah penembus p3 dan agropos. Dosis masing masing pertangki 14 lt adalah 30 ml basmilat,5 ml p3 dan 30 ml agropos dengan eniterval 2 hari sekali sebanyak 4 kali atau 8 hari semprot 4 kali.pada waktu penyemprotan upayakan lahan kering atau macak macak.
                D. HAMA TIKUS
Hama tikus yang suka menyerang tanaman padi dalah dari jenis R.r brevicaudatus ( tikus sawah ). Lingkungan tempat tinggalnya meliputi ;pematang,tanggul,lapangan,pematang dan semak semak.
Hama ini merusak atau menyerang terutama pada tanaman padi yang masih muda termasuk titik tumbuhnyasebagai makanan yang mengandung hormone di samping memakan butir butir padi yang masih muda. Siklus hidupnya ;masa bunting tikus selalu bersamaan dengan masa buntingnya tanaman padi atau ketika tanaman padi mencapai umur 2 bulan, Tikus bunting rata rata 4 minggu setelahnya anak anaknya lahir. Satu ekor induk tikus mampu melahirkan 11-13 ekor anak tikus.
PENGENDALIAN :
Pengendalian dapat di lakukan oleh para petani dengan gropyokan,pengomposan . Pengendalian yang lain dengan menggunakan agropos dan primavit yang di mix atau di gabungkan dalam satu tangki dengan dosis masing masing 50 ml atau 5 tutup botolnya.penggabungan 2 pupuk ini menghasilkan senyawa zinkpospit yang merupakan senyawa beracun bagi tikus dengan merusak system pencernaannya.Aplikasi dengan cara di semprotkan ke tanaman dengan interval 5 hari sekali bila ada hujan 3 hari sekali,efek samping dari formulasi ini tanaman padi menjadi tumbuh lebih cepat dan panen maju 10-15 hari. Cara lain pengendalian tikus dengan menggunakan agropos adalah dengan mencampurkan agropos 0.5 liter kedalam 100 kg ubu kayu atau ubi rambat yang telah di potong kecil kecil dan diumpankan.Pada waktu memotong dan menaruh usahakan umpan jangan bersinggungan dengan kulit tangan langsung karena penciuman tikus cukup tajam.
2. PENYAKIT-PENYAKIT TANAMAN PADI
                 Penyakit tanaman padi yang paling utama antara lain blast ( kresek ) potong leher ( blast leher),xanthomonas oricae, hawar daun, dan bercak bakteri.
PENGENDALIAN :
                Penyakit yang di sebabkan oleh cendawan atau jamur lebih banyak menyerang tanaman padi diatas umur 20 hst ( hari setelah tanam ) setelah pemupukan pertama .apabila ini diabaikan dapat menurunkan hasil antara 20-80 % ,kebanyakan para petani belum begitu memahami tentang penyakit yang di sebabkan oleh cendawan/ jamur dan bakteri,mereka masih beranggapan itu hal yang biasa.
*Pengendalian biasa / standart/pemcegahan
                 Pengendalian tahap ini di perlukan hanya untuk mencegah dan menghentikan perkembangbiakan penyakit supaya tidak menyebar rata ke semua lahan.penyemprotan menggunakan mikocide 80 ec dengan di barengkan atau bersamaan menyemprot pupuk /aplikasi pupuk foliar dengan interval 1 minggu sekali. Dosis yang di gunakan 30 ml pertangki 14 lt.
*PENGENDALIAN KURATIF /REPRESIF
                 Pengendalian kuratif apabila tingkat serangan sudah diatas ambang batas aman dengan menyemprotkan fungisida mikocide dan p3 tanpa di campur dengan pupuk cair atau aplikasi tunggal.
Dosis yang dianjurkan 30 ml mikocide dan 5 ml p3 pertangki 14 lt dengan interval penyemprotan 3 hari sekali sebanyak 3 kali atau 9 hari penyemprotan 3 kali. Setelah penyakit terkendali penyemprotan berikutnya dengan melihat situasi dan kondisi tanaman dan penyemprotan pupuk dapat dilanjutkan kembali. Bsamilat dan mikocide bisa disertakan setiap menyemprot pupuk.