Total Tayangan Halaman

Minggu, 15 September 2013

PENGGUNAAN KAPUR PERTANIAN PADA LAHAN PERTANIAN

Tanah masam atau asam pada umumnya kurang baik atau tidak baik untuk budidaya tanaman karena mempunyai PH rendah dan sangat menganggu pertumbuhan tanaman. KTK ( Kapasitas Tukar Kation ) rendah ,kejenuhan basa rendah dan kejenuhan AL tinggi.
kemasaman di lahan lahan pasang surut ( rawa ) di sebabkan oleh proses oksidasi pirit ( FES2 )  karena menurunnya pirit atau terangkatnya pirit ke permukaan tanah akibat dari pengolahan tanah yang tidak benar atau kurang tepat. Oksidasi pirit ini menyebabkan tanah menjadi sangat asam / masam karena menghasilakn asam sulfat dan terlepasnya ion H+. Menurut widjaja-adhi pembentukan asam tanah yang melewati daya sangga dapat menghancurkan kisi mineral liat sehingga semakin banyak ion AL 3+ yang mendesak ion CA,MG  dan K sehingga hilang terbawa air.
Oksida AL dan FE yang terbentuk akan mengikan anion fosfat dan molibdat sehingga menurunkan ketersediaannya. Kelebihan AL 3* dalam tanah dapat menyebabkan pertumbuhan akar akar tanamanterhamvat dan rusaknya tudung akar serta berkurangnya serapan atau daya serap,angkutan hara dan air yang dengan sendirinya dapat menurunkan produksi tanaman.
Upaya / usaha untuk memperbaiki keasaman tanah dapat di lakukan dengan melalui pencucian,dan ameliorasi lahan berupa pengapuran dan pemberian bahan organik ( didi ardi ).
Tujuan dari pengapuran adalah untuk meningkatkan PH tanah,meningkatkan ketersdeiaan unsur hara tanaman,mengurangi kelarutan unsur beracun seperti FE , AL dan MN,memperbaiki setruktur tanah,serta mempercepat perkembangan akar dan jasad renik ( mikroba ) terutama bakteri pengikat NITROGENdan nitrifikasi.
Manfaat pemberian bahan organik tanah dapat meningkatkan setatus tanah sebab :
  1. tersedianya hara tanaman terutama N, P, K.
  2. memperbaiki porositas,drainase serta meningkatkan kemampuan tanah dalam mengikat air.
  3. meningkatkan kandungan N dan kapasitas tukar kation ( KTK ).
     PENGERTIAN KAPUR
Batu kapur yang terdapat di alam sangat beragam macam atau jenisnya antara lain  kalsit (CaCO3), dolomit (CaCO3.MgCO3), magnesit (MgCO3), siderit (FeCO3), ankerit [Ca2Fe(CO3)4], dan aragonit (CaCO3) yang berkomposisi kimia sama dengan kalsit tetapi berbeda dalam struktur kristalnya.
Beberapa yang sudah di produksi dan mudah tersedia di pasaran adalah jenis dolomit dan kaptan hanya bedanya kaptan cuma mengandung unsur CA salam bentuk CACO3 .
Dolomit merupakan batuan sedimen laut yang terangkat ke permukaan yang lebih sering di sebut batu gamping yang umum berwarna putih.Sedangkan untuk keperluan tanah pertanian batu gamping tersebut harus di haluskan terlebih dahulu serta memiliki unsur campuran CACO3 dan MGO3 dimana kadar caco3 nya lebih banyak.

     MANFAAT ATAU KEGUNAAN KAPUR 
Kapur dolomit sering di gunakan sebagai bahan ameliorasi karena mengandung beberapa hal :
  1. merupakan sumber ca dan mg yg cukup tinggi
  2. sebagai salah satu tindakan dalam pemupukan berimbang dengan perbandingan ca : mg : K adalah 75 : 18 : 7 dalam komplek jerapan tanah.
  3. dapat meningkatkan PH tanah atau menetralkan AL 3* melalui proses CACO3 <----->CA2* + CA-, MGCO3 <-----> MG2* + CO- dimana ion karbonat ( CO - ) bereaksi dengan air sebagai CO3= +H2O<-----> H2CO3+ 2OH-.Ion OH ini akan bereaksi dengan AL3+ sehingga akan membentuk senyawa AL( OH )3 dan mengendap.
     PENETAPAN KEBUTUHAN KAPUR
Penetapan kebutuhan kapur dalam lahan pertanian terutama di tanah masam / asam dapat di lakukan dengen beberapa cara :
  1. pemberian kapur secara bertahap atau bertingkat untuk mendapatkan takaran yang pas dengan hasil optimum.
  2. inkubasi tanah dengan pemberian kapur bertahap untuk mencari takaran kapur yang dapat memberikan Ph yang diinginkan.
  3. titrasi tanah dengan larutan basa atau larutan sangga.
  4. menggunakan AL dapat tukar sebagai indek kebutuhan kapur.
Tetapi yang paling praktis dan mudh di kerjakan bagi para petani adalah dengan cara inkubasi dan analisis tanah.
     CARA ATAU APLIKASI PENGAPURAN 
Kapur yang akan di aplikasikan atau di berikan ke lahan harus di pilih berdasarkan pertimbangan sifat kimia,harga,kecepatan reaksi,dan kehalusan bahan sehingga dapat memberikan hasil yang optimal.
Aplikasi atau cara pengapuran dapat dengan cara di tebar merata pada lahan yang akan di tanami atau di larik di dalam barisan tanaman.Apabila pemberian dengan model larikan dalam barisan tanaman kebutuhan kapur akan lebih sedikit.
Bila pemberian kapur untuk tujuan sebagai sumber unsur hara maka kapur dapat di berikan sebelum tanam.
Jika pemberian kapur untuk tujuan menetralkan AL3 maka tahapan pemberiannya adalah :
  1. taburkan kapur secara merata setelah pengolahan tanah pertama 
  2. pemberian di lakukan 2 minggu sebelum tanam dan sebaiknya di lakukan pada awal musim penghujan supaya reaksi dapat berjalan dengan baik.
  3. campurkan secara merata kapur dengan tanah melalui pengolahan tanah kedua.
  4. pemberian kapur cukup untuk jangka waktu 5 th oleh karenanya pemberian kapur selalu diperhitungkan 2-3 kali dari takaran yang di butuhkan.dan selanjutnya pemberian berikut pada tahun ke 6 dengan jumlah 0.25 dari takaran semula.


 

Minggu, 25 Agustus 2013

            SOP MENGENDALIKAN BEBERAPA HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN PADI

Pengendalian hama penyakit tanaman padi merupakan factor penentu keberhasilan budidaya tanaman disamping pupuk dan benih. Serangan hama dan penyakit yang tidak terkendali dapat menurunkan hasil produksi bahkan hingga gagal panen.
Beberapa hama dan penyakit utama tanaman padi :
1.Hama ( insek ) yang paling sering menyerang tanaman padi
                 A. Wereng Coklat ( nilapervata Lugens )
Hama wereng merupakan musuh besar para petani,dari sekitar 8 jenis wereng yang paling merusak adalah jenis wereng coklat. Siklus hidup wereng coklat antara lain :
a.       Telur banyak dan selalu di tempatkan di bawah daun padi yang melengkung ,dalam waktu 9 hari telur mulai menetas.
b.      Larva sebagai hasil penetasan telur selanjutnya berganti kulit dan mulai bersayap dalam umur 13 hari.
c.       Akan bertelur kembali setelah mencapai umur sekitar 2 minggu dan selanjutnya seperti  point diatas.
   PENGEDALIAN :
*. Pengendalian standart / biasa.
                Pada tahap ini populasi wereng kurang dari 5 ekor per rumpun ,bila sudah terliat adanya hama ini penyemprotan menggunakan insektisida segera  di lakukan agar wereng tak sempat bertelur dan berkembang biak lebih banyak.Lahan segera di keringan jangan sampai air menggenang.
Penyemprotan insektisida dapat menggunakan natucide 100 ec di tambah penembus ( p3 ) supaya lebih cepat penetrasi racun ke sasaran dan menghemat penggunaan pestisida. Dosis yang di gunakan masing masing 30 ml ( natucide ) dan 5 ml ( p3 ) pertangki 14 lt. interval penyemprotan 5 hari sekali .
Bila wereng masih bandel atau tahan tambahkan minyak kayu putih ( 50 ml-100 ml )dan kapur barus  ( 5 butir )secukpnya dengan di masukkan dalam botol natucide dan di kocok hingga larut.
*.Pengendalian kuratif / represif.
                Pengendalian secara kuratif di lakukan bila jumlah wereng dalam satu rumpun lebih dari 5 ekor.
Penyemprotan menggunakan insektisida natucide 100 ec dan penembus p3 dengan dosis sama dengan pengendalian biasa hanya interval waktunya 2 hari sekali sebanyak 4 kali atau 8 hari dengan 4 kali penyemprotan tanpa jeda.Pada waktu penyemprotan fase ini tambahkan kapur barus 10 butir dan minyak kayu putih 100 ml supaya lebih cepat terkendali.
                B. Hama walang sangit  ( leptocorixa acuta )
Inang tanaman untuk hama ini antara lain ; tuton,paspalun,alang alang,rumput gajah dll. Walang sangit menyerang pada saat tanam berbunga atau berbuah denga menghisap buah yang masih muda atau bulir padi yang masih lunak.
PENGENDALIAN
*. Pengendalian standart / biasa
                Bisa menggunakan lampu yang nyala terang seperti lampu petromaks  yang di taruh diatas nampan yang berisi minyak dan air karena walang sangit sangat menyukai sinar terang. Bisa juga menggunakan Lem tikus yang dioleskan pada botol dengan umpan bangkai yang sdh membusuk sperti kepiting atau udang.
Bila menggunakan insektisda bisa menyemprot dengan insektisida basmilat 80 ec dan penembus p3 dengan dosis 30 dan 5 ml pertangki 14 lt. agar hasil penyemprotan maksimal sebaiknya cara menyemprotnya dengan mengelilingi bagian terlebih dahulu dengan berakhir di tengah atau melingkat seperti obat nyamuk dengan interval 5 hari sekali.
*. Pengendalian kuratif / represif.
Pengendalian secara kuratif di perlukan bila tingkat serangan sudah pada taraf mengkhawatirkan dengan menggunakan BASMILAT 80 EC di tambah P3 dengan dosis masing masing 30 ml dan 5 ml pertangki 14 lt dengan interval 3 hari sekali.
                C. HAMA ULAT PENGGEREK  / SUNDEP ( SCRIPOPHAGA INNOTATA )
Hama ini merupaka hama yang sudah endemis yang setiap waktu dapat melakukan invansi pengrusakan dan hamper terebar merata di setiap wilayah.
 PENGENDALIAN :
*  Pengendalian standart / biasa
                Bila seranga masih dalam batas ambang aman  penyemprotan menggunakan basmilat 80 ec Ditambah penembus p3 dan agropos,dengan dosis masing masing 30 ml basmilat 5 ml p3 dan 30 ml agropos di mix dalam tangki 14 lt. Interval penyemprotan 5 hari sekali. Pada waktu melakukan penyemprotan kondisi air di lahan macak macak atau di keringkan . pengendaliannya pada waktu mencabut dari persemaian rendam benih sesat 5 menitan dalam ember / bak yang berisi basmilat dan primavit dengan dosis per ember / bak 10 lt 15 ml basmilat dan 30 ml primavit.
*Pengendalian kuratif / represif
                 Pengendalian kuarstif segera di lakukan bila tingkat serangan sudah parah ( diatas 50 % ) dengan menyemprotkan basmilat 80 ec di tambah penembus p3 dan agropos. Dosis masing masing pertangki 14 lt adalah 30 ml basmilat,5 ml p3 dan 30 ml agropos dengan eniterval 2 hari sekali sebanyak 4 kali atau 8 hari semprot 4 kali.pada waktu penyemprotan upayakan lahan kering atau macak macak.
                D. HAMA TIKUS
Hama tikus yang suka menyerang tanaman padi dalah dari jenis R.r brevicaudatus ( tikus sawah ). Lingkungan tempat tinggalnya meliputi ;pematang,tanggul,lapangan,pematang dan semak semak.
Hama ini merusak atau menyerang terutama pada tanaman padi yang masih muda termasuk titik tumbuhnyasebagai makanan yang mengandung hormone di samping memakan butir butir padi yang masih muda. Siklus hidupnya ;masa bunting tikus selalu bersamaan dengan masa buntingnya tanaman padi atau ketika tanaman padi mencapai umur 2 bulan, Tikus bunting rata rata 4 minggu setelahnya anak anaknya lahir. Satu ekor induk tikus mampu melahirkan 11-13 ekor anak tikus.
PENGENDALIAN :
Pengendalian dapat di lakukan oleh para petani dengan gropyokan,pengomposan . Pengendalian yang lain dengan menggunakan agropos dan primavit yang di mix atau di gabungkan dalam satu tangki dengan dosis masing masing 50 ml atau 5 tutup botolnya.penggabungan 2 pupuk ini menghasilkan senyawa zinkpospit yang merupakan senyawa beracun bagi tikus dengan merusak system pencernaannya.Aplikasi dengan cara di semprotkan ke tanaman dengan interval 5 hari sekali bila ada hujan 3 hari sekali,efek samping dari formulasi ini tanaman padi menjadi tumbuh lebih cepat dan panen maju 10-15 hari. Cara lain pengendalian tikus dengan menggunakan agropos adalah dengan mencampurkan agropos 0.5 liter kedalam 100 kg ubu kayu atau ubi rambat yang telah di potong kecil kecil dan diumpankan.Pada waktu memotong dan menaruh usahakan umpan jangan bersinggungan dengan kulit tangan langsung karena penciuman tikus cukup tajam.
2. PENYAKIT-PENYAKIT TANAMAN PADI
                 Penyakit tanaman padi yang paling utama antara lain blast ( kresek ) potong leher ( blast leher),xanthomonas oricae, hawar daun, dan bercak bakteri.
PENGENDALIAN :
                Penyakit yang di sebabkan oleh cendawan atau jamur lebih banyak menyerang tanaman padi diatas umur 20 hst ( hari setelah tanam ) setelah pemupukan pertama .apabila ini diabaikan dapat menurunkan hasil antara 20-80 % ,kebanyakan para petani belum begitu memahami tentang penyakit yang di sebabkan oleh cendawan/ jamur dan bakteri,mereka masih beranggapan itu hal yang biasa.
*Pengendalian biasa / standart/pemcegahan
                 Pengendalian tahap ini di perlukan hanya untuk mencegah dan menghentikan perkembangbiakan penyakit supaya tidak menyebar rata ke semua lahan.penyemprotan menggunakan mikocide 80 ec dengan di barengkan atau bersamaan menyemprot pupuk /aplikasi pupuk foliar dengan interval 1 minggu sekali. Dosis yang di gunakan 30 ml pertangki 14 lt.
*PENGENDALIAN KURATIF /REPRESIF
                 Pengendalian kuratif apabila tingkat serangan sudah diatas ambang batas aman dengan menyemprotkan fungisida mikocide dan p3 tanpa di campur dengan pupuk cair atau aplikasi tunggal.
Dosis yang dianjurkan 30 ml mikocide dan 5 ml p3 pertangki 14 lt dengan interval penyemprotan 3 hari sekali sebanyak 3 kali atau 9 hari penyemprotan 3 kali. Setelah penyakit terkendali penyemprotan berikutnya dengan melihat situasi dan kondisi tanaman dan penyemprotan pupuk dapat dilanjutkan kembali. Bsamilat dan mikocide bisa disertakan setiap menyemprot pupuk.

Jumat, 24 Mei 2013

PENGENDALIAN PENYAKIT KRESEK PADA TANAMAN MELON


     Penyakit busuk daun pada tanaman melon atau lebih di kenal dengan nama penyakit kresek di sebabkan oleh cendawan atau jamur embun buluyang selalu bersimbiosis dengan bercak bakteri. Penyakit ini dapat menyerang pada semua fase baik vegetatif maupun generatif.
Perkembengbiakan penyakit ini akan sangat cepat bila di dukung oleh cuaca yang tak menentu dengan kelembabpan yang tinggi ,kondisi lahan yang asam serta drainase yang buruk.
bercak bakteri sebelum penyemprotan
Penanganan yang tidak cepat dan akurat menyebabkan penyakit ini sulit di kendalikan dan menyebabkan gagal panen ,serangan akan mengganas memasuki masa generatif atau masa pembuahan.
     Penyebaran penyakit kresek atau busuk daun di bawa oleh tiupan angin karena sporanya yang sangat kecil dan ringan,bersinggungan antara orang yang merawat dengan tanaman yang sakit,dan percikan oleh air hujan.
     pengendalian 
  1. Perbaiki drainase atau saluran air
  2. kocori atau sirami lubang tanam dengan kapur dolomit
  3. Selama masa pengobatan kuratip hentikan sementara pemupukan
  4. Gunakan fungisida gabungan antara botanik dan sintetis serta bakterisida,dan penembus.Fungisida yang di gunakan Detacide 60 sg mix Clearopt 120 sc dan p3 (penembusnya )
  5. Penyemprotan usahakan pagi hari sebelum matahari terik.
  6. Interval penyemprotan 2 hari sekali sebanyak 3 kali tetapi apabila 1 kali aplikasi penyakit sudah mengering dan berhenti pengulangan bisa 3-5 hari kemudian.
  7. satu hari setelah penyemrpotan
    penyakit kresek sebelum penyemprotan
  8. Setelah penyakit terkendali pemupukan bisa di lanjutkan kembali.



Sabtu, 09 Maret 2013

MENGATASI PURET ( kriting )PADA TANAMAN MELON

     Tanaman melon terbilang tanaman hortikultura yang sangat rentan akan serangan hama penyakit. Terutama penyakit yang di sebabkan oleh bakteri dan cendawan ( jamur ).Kedua penyakit ini sangat cepat penyebaran dan infeksinya.
Penyakit utama tanama melon pada fase vegetatif ( 5 - 20 hst ) adalah kriting atau puret atau jebug ( istilah di jatim ) tanaman yang terserang pada fase ini bisa di pastikan produksinya akan gagal karena tanaman tidak bisa berkembang dan tumbuh dengan baik.
     Ciri tanaman yang yang terserang kriting adalah daun muda dari pucuk hingga 3 daun ke bawah keriting,batang berbulu,daun menjadi keras bila di remas akan brbunyi krepek,daun menciut dan cenderung menggulung kedalam, warna daun pucat.akar tanaman bila di cabut berwarna coklat dan agak keriting.
Penyebab penyakit ini bisa karena di sebabkan oleh serangan nematoda yang bersamaan dengan serangan thrip dan kutu kebul,trips dan kutu kebul vektor virus keriting.
Ketidak seimbangan pemakaian pupuk buatan dan pupuk kandang ( kompos ) sangat mempengaruhi serangan penyakit ini di samping PH tanah.Pemakaian pupuk buatan yang cenderung lebih besar atau lebih banyak akan mempercepat dan mempermudah tanaman terserang penyakit ini.
Pupuk kandang yang di berikan sebagai pupuk dasar sebaiknya yang sudah jadi ( matang ) kompos
karena pupuk yang masih mentah masih banyak mengandung bibit penyakit ( patogen ).
     Pengendalian :
A. PREVENTIF
Pengendalian preventif atau pencegahan dapat dilakukan dengan memberi nutrisi yang cukup dan penambahan bahan organik tanah atau pembenah tanah. Untuk mencegah munculnya penyakit ini dapat dilakukan dengan memberi nutris kocoran menggunakan IRENGAN DAN CLEAROPT 120 SC rutin seminggu sekali. Dosis yang digunakan irengan 70 ml dan clearopt 30 ml per ember 10 lt, perbatang diberi 200 ml atau satu gelas aqua. Untuk penyemprotan dilakukan 3 hr sekali sebanyak 3 x dengan menggunakan #Aktor-9 dengan dosis 0.5 tutup luarnya.
B. KURATIF
1. Pengocoran ( penyiraman )
Pengendalian cukup di pilih tanaman yang sakit dengan mengocor / menyiram menggunakan BASMILAT 80 EC. + CLEAROPT 120 SC sehari kemudian di lanjutkan pengocoran dengan menggunakan VITAPLUS , IRENGAN DAN  AGROPHOS. 
Dosis yang di gunakan 30 ml basmilat per ember ,vitaplus 50 ml per ember 10 lt, Irengan 75 ml Agropos 70 ml  ember 10 lt.
Pengocoran vitaplus, Irengan  dan agropos 3 hari sekali sebanyak 4 kali berturut turut atau 8 hari dg 4 kali pengocoran
2. Penyemprotan
Penyemprotan di butuhkan untuk mempercepat proses pemulihan tanaman yang sakit, atau pengobatan dari luar.Untuk penyemprotan menggunakan insektisida BIAGRO 60 EC, PRIMAVIT dan AKTOR-9 ( rutin 15 hr sekali untuk aktornya). Pada waktu aplikasi untuk menghemat tenaga dapat di campurkan atau di mix dengan AGROPOS DAN MGP serta GIBRACO, 
Dosis penyemprotan pertangki 14 lt ; agropos 60 ml, MGP 50 ml dan GIBRACO 3-5 ml.
penyemprotan untuk mengendalikan dan memulihkan sebaiknya 3 kali dg interval 3 hari sekali.