Total Tayangan Halaman

Kamis, 20 Oktober 2011

Pembesaran buah melon



Tahap yang paling menentukan agar tanaman  melon menghasilkan buah yang memuaskan adalah ketika tahap pemilihan buah. Jika dalam tahap ini terjadi kesalahan maka dapat diperkirakan buah yang akan dihasilkan tidak sesuai dengan harapan. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan buah melon, antara lain:

1. Penentuan ruas untuk pembesaran buah
Batang tanaman melon terdiri dari bebera ruas, akan tetapi tidak semua ruas baik untuk dijadikan tempat pembesaran buah. Ruas yang bagus untuk pembesaran melon adalah ruas ke-7, 8, atau 9.
Jika kondisi lingkungan optimal dalam satu tanaman melon mampu dibuahka dua buah melon, akan tepi pada umumnya dalam satu tanaman hanya dibuahkan satu buah melon. Bila dalam satu tanaman ingin dibuahkan dua buah melon maka ruas yang dipilih berurutan, ruas ke-7 dan ke-8 atau ruas ke-8 dan ke-9 untuk pembesaran buah. Akan tetapi jika dalam satu tanaman ingin dibuahkan satu buah melon maka dari ketiga ruas yang ada di sisakan satu untuk pembesaran buah.
2. Pewiwilan
Pada tanaman melon banyak tunas lateral yang tumbuh pada ketiak-ketiak daun. Salah satu tujuan dilakukan pewiwilan agar menghentikan pertumbuhan vegetatif. Selain untuk menghentikan pertumbuhan vegetatif pewiwilan dilakukan agar hasil fotosintat terfokus pada pembentukan buah.
Dalam pewiwilan perlu diperhatikan luka yang diakibatkan, karena bekas luka yang ditimbulkan menjadi lubang masuk penyakit. Untuk meminimalkan masuknya penyakit ke dalam tanaman sebaiknya pewiwilan dilakukan ketika ukuran tunas masih kecil. Jika pewiwilan menunggu ukuran tunas adventif besar maka luka yang ditimbulkan besar dan memperbesar kemungkinan masuknya penyakit melalui luka. Semua tunas lateral diwiwil kecuali yang terletak pada ruas ke-7,8 dan 9.

3. Buah final
Ketika tiga calon buah melon pada ruas ke-7,8, dan 9 terbentuk sebesar buah pingpong maka potonglah tunas yang memanjang pada ketiga ruas tersebut, akan tetapi sisakan satu bakal buah dengan dua helai daun di dekat tangkai buah. Kelak kedua helai daun ini berfungsi sebagai indikator kematangan melon. Selain dari perhitungan umur tanaman tingkat kematangan melon dapat dilihat dari kedua helai daun ini. Ketika daunnya mengering maka saat itulah melon sudah masak dan siap untuk dipanen.
Saat calon buah melon sebesar bola tenis maka potonglah bakal buah melon yang tidak sesuai harapan. Buah yang akan dibesarkan selayaknya memiliki penampilan yang menarik, bentuknya sempurna, tidak benjol, dan tidak ada luka pada buah.

4. Topping ruas ke-22
Manakala daun yang ada antara ruas ke-1 sampai ruas ke-21 dalam kondisi bagus maka lebih baik dilakukan topping/ pemotongan batang utama pada ruas ke-22. Hal ini dilakukan agar hasil fotosintat terfokus untuk pembentukan buah dan mempermudah perawatan.

5. pemupukan setelah seleksi
Setelah buah terseleksi untuk di besarkan pemupukan dengan pupuk semprot dan kocor / siram akan menentukan eberapa besar buah yang di inginkan selain tepat dalam jumlah dan dossis. Pupuk semprot pada fase ini dilakukan dengan interval 5 hari sekali sedang pengocoran di lakukan 10 hari sekali.
Pupuk yg di gunakan sebaiknya menggunakan pupuk yang sudah siap pakai seperti pupuk cair. Macamnya seperti pupuk pospat cair / agrophos  ,pupuk mikro ( primarin B ), dan pupuk calsium.
pada umur 35 dan 45 hst tambahkan feed suplemen  pembesar buah HIGROOT  dengan dosis 7 gram pertangki 14 lt.
Pupuk pospat cair gunakan dosis 3 ml per liter air,pupuk mikro gunakan dosis 2-3 ml per liter air.


Pupuk kalsium gunakan dosis 5 gram per liter air dengan aplikasi tunggal tidak boleh di campur dengan pupuk lainnya. 
Pupuk kocor / siram dengan interval 10 hari pupuk yang di gunakan antara lain pupuk irengan ,kalium (zk ), Nitrogen ( za) dan npk mutiara . Dosis masing-masing pupuk per liter air ; irengan 5 ml, zk 5 gr, za 5 gr,dan npk 10 gr. Dosis per lubang tanam 200 ml larutan jadi atau 1 gelas aqua.

6. penambahan pembesar buah
Untk menyeragamkan buah baik besarannya ataupun ketuaan penambahan feed suplemen pembesar buah sangat menentukan. Higroot sebagai feed suplemen pembesar buah di berikan dua kali pada saat melon berusia 40 dan 55 hst dengan dosis aplikasi 1 semdok teh / 5-10 gr per tangki 14 lt. penggunaan higroot harus sesuai dosis yang dianjurkan karena bila kelebihan dosis menyebabkan buah menjadi pecah.


Kamis, 06 Oktober 2011

MENGENDALIKAN WERENG HIJAU ( EMPOASCA )

wereng hijau ( empoasca )
Salah satu tantangan yang dihadapi umat manusia dewasa ini adalah “sustainability” =“keberlanjutan”, yaitu keinginan untuk menggunakan sumber daya alam tanpamenghabiskannya atau merusak lingkungannya. Tantangan ini menjadi besar karena dengankekuatan bahan kimia dan tenaga mesin adalah mudah bagi manusia untuk merusak lingkungan dan menghabiskan sumber daya alam.Karena itu, sangat penting bagi setiap orang yang terlibat dalam penggunaan lingkunganalam untuk memiliki pemahaman yang sama dan pengertian yang cukup mendalammengenai dampak lingkungan dari kelakuannya. Dalam hubungan ini, pelaksanaan Proyek Pengendalian Hama Terpadu Perkebunan Rakyat merupakan upaya menyatukan persepsipetani perkebunan mengenai dampak ekologis pestisida kimia dan manfaat musuh alami,termasuk yang telah dikembangkan menjadi agens hayati.Dalam kehidupan di alam, setiap organisme pengganggu tumbuhan (OPT) mempunyaimusuh alami. Biasanya perkembangan populasi OPT dikendalikan secara alami oleh musuhalaminya. Sejak tahun delapan puluhan, kehadiran musuh alami kembali dalam pengendalian OPT melalui pendekatan agro-ekosistem. Dalam hal ini petani petani perlu mengenal semua jenis OPT di dalam kebun atau lahan yang menjadi tempat budidayanya.Hama wereng hijau ini dapat menyerang berbagai tanaman baik tanaman palawija,pangan,hortikultura maupun tanaman perkebunan,bahkan dalam perkebunan TEH hama ini menjadi hama yang sangat merugikan karena selalu menyerang tanaman teh bagian pucuk.
 Pengendalian hama ini bisa menggunakan pestisida sintetis,pestisida alami ( botanik ) dan mengembangkan atau melestarikan musuh alaminya / predatornya. Pestisida sintetis di gunakan bilamana jumlah OPT sudah diatas ambang batas serangan. 
Musuha alami atau predator dari wereng hijau ( empoasca ) seperti; laba-laba,semut,bunglon,tawon,belalang sembah,laba-laba pembuat jaring,capung,lalat jala ,lalat apung / bunga dll..

 Pengendalian OPT jenis wereng hijau ( empoasca ) dengan insektisida alami atau insektisida botanik dapat menggunakan BASMILAT 80 ec atau NATUCIDE 100 ec kedua insektisida ini selain mampu mengendalikan dalam waktu cepat juga bisa sebagai penolak / repelent bagi berbagai hama. Selain mampu mengendalian wereng empoasca ke dua insektisida ini juga mampu dan sangat efektif mematikan atau menggagalkan telur telur dari wereng ini untuk menetas ( invertilitas ) sehingga insektisida ini mempunyai peran ganda.
Agar di peroleh hasil yang maksimal dalam mengendalikan hama jenis ini penyemprotan sebaiknya di lakukan pada sore atau pagi-pagi sekali karena OPT ini aktif pada siang hari dan lebih menyukai tempat yang teduh.